Juve di dunia: Kopenhagen

Kunjungan pertama ke tempat baru selalu yang terbaik. Kesenangan dalam menjelajah, melihat pesona serta rasa penasaran akan hal-hal baru: bagi yang belum pernah merasakan sensasi khusus ini, kami mengajak Anda untuk melakukannya segera setelah melewati periode karantina. Cerita Juventus di Kopenhagen misalnya, hasilnya dipadukan dengan pengalaman terbaik.

Itu yang terjadi dalam pertandingan Liga Champions pada 15 September 1982. Bahkan, debut kunjungan mereka ke ibu kota Denmark berjalan lebih baik: meraih kemenangan 4-1 atas Hvidovre. Penyebabnya? Michel Platini bersama dengan Paolo Rossi, Sergio Brio dan Antonio Cabrini memastikan kemenangan resmi bersejarah pertama di Kopenhagen.

Sederet ujian lain di Liga Champions, dalam dekade terakhir, hasilnya tidak sama baik, di bawah arahan Antonio Conte. Dua hasil imbang melawan dua lawan berbeda, Nordsjaelland dan Copenhagen. Kedua laga tersebut juga menjadi batu sandungan: yang pertama tidak berdampak pada kelolosan dari fase grup (2012-13), namun yang kedua menjadi penyebab tersingkirnya tim di fase grup (2013-14). Ada beberapa kesamaan dalam dua laga tersebut: Juve berada pada posisi yang kurang menguntungkan dan mereka mengandalkan gol-gol Mirko Vucinic dan Fabio Quagliarella, yang sama-sama mencetak gol untuk mengamankan satu poin.

KILAS BALIK MASA LALU

Yang pertama, sebenarnya, juga perjalanan ke masa lalu. Karena bagi mantan presiden Giampiero Boniperti, kunjungan ke Denmark ibarat deja-vu. Baginya, itu seperti kembalinya pada Juni 1953, ketika Nyonya Tua memainkan serangkaian uji coba di negara tersebut, dua digelar di Kopenhagen. Hasilnya adalah kemenangan 2-1 atas B93 dan 4-2 atas Alliance. Juve saat itu terlebih dihuni oleh banyak pemain juara asal Denmark dan Liga Champions adalah kesempatan untuk repatriasi yang baik dengan para pemain di masa lalu: Karl Aage Praest, Karl Aage Hansen dan John Hansen.