30_di_fila_eng.jpeg

Benteng Juventus Stadium: 30 dan masih berlanjut

SHARE
Benteng Juventus Stadium: 30 dan masih berlanjut
Benteng Juventus Stadium: 30 dan masih berlanjut
Benteng Juventus Stadium: 30 dan masih berlanjut

Putar balik ke Oktober 2015. Partai pembuka yang berakhir dengan kekalahan dari Udinese diikuti hasil imbang melawan Chievo dan Frosinone telah membuat awal yang mengecewakan untuk mempertahankan gelar sang juara terutama di tempat dimana mereka praktisnya tak bisa dikalahkan: Juventus Stadium.

Bianconeri telah memenangkan 25 laga kandang di liga secara beruntun dua tahun sebelumnya namun tidak bisa mengawali dengan cara yang sama ketika awal yang lambat di musim berikutnya membuat mereka berada di posisi 14 di klasemen. Kunjungan Bologna di awal musim gugur akan tetapi, menandai awal dari sesuatu yang sangat spesial.

Namun tidak ada seorang pun yang menyaksikan laga itu akan mengetahuinya. Setelah lima menit, klub papan bawah Bologna memimpin terlebih dulu setelah Anthony Mounier maju untuk menyambut umpan silang cerdas Adam Masina ke gawang melalui lengan Gianluigi Buffon.

Sejak menit ke-33 hari itu dan seterusnya, pendukung Nyonya Tua di kandang hanya merasakan satu hal: kemenangan. Gol penyeimbang Alvaro Morata membuat tuan rumah kembali ke jalurnya sebelum gol-gol selanjutnya dari Sami Khedira – gol pertamanya sebagai pemain Juventus – dan Paulo Dybala mengamankan kemenangan yang berharga.

Maju ke Sabtu 25 Februari 2017 dan kemenangan kandang pertama di musim 2015/16 itu telah menjadi yang ke-30 secara beruntun di Serie A setelah kemenangan 2-0 atas Empoli, memperpanjang rekor pribadi Juve itu sendiri.

Untuk memahami betapa dominannya Juventus di kandang mereka sendiri di satu setengah tahun terakhir ini anda hanya perlu melihat selisih gol mereka saat ini.

Penyelesaian dingin Alex Sandro kemarin malam adalah gol ke-71 timnya musim ini di catatan rekor tersebut. Di sisi lain, Norberto Neto, Leonardo Bonucci, Daniele Rugani, Sandro dan Dani Alves menjaga clean sheet ke-20. Sejak gol tendangan voli cepat Mounier di bulan Oktober tersebut, Bianconeri hanya kebobolan 10 kali di kandang di Serie A, tidak mengejutkan mengingat Neto dan Buffon hanya memperoleh 59 tembakan mengarah gawangnya hingga saat ini, yang berarti hanya di bawah dua tembakan tiap laga.

2015_juvefiorentina_02_matri.jpg
2017_02_26_STATISTICHE_STADIUM_06_ENG.jpg

Jika anda membiarkan Juventus mencetak gol, maka ada peluang anda akan kalah. Satu gol sudah cukup bagi pasukan Massimiliano Allegri di delapan kesempatan – skor akhir paling sering terjadi – sebagian besar menghasilkan kemenangan penting musim ini yaitu melawan Milan (November 2015), Napoli (Februari 2016), Roma (Desember 2016) dan Inter hanya beberapa pekan lalu.

Pembantaian atas Sampdoria di pekan terakhir dengan lima gol tanpa balas masih menjadi skor akhir terbesar dari 30 kemenangan beruntun – malam yang berakhir dengan mengangkat trofi Scudetto kelima berturut-turut – dengan skor 2-0 dan 2-1 mengisi di antaranya, muncul masing-masing lima dan empat kali.

C001.jpg

Bianconeri mencetak tiga gol di delapan pertandingan, yang paling berkesan saat mengalahkan Bologna, di tanggal yang khusus, pada 8 Januari 2017, kemenangan yang membuat kita melampaui rekor klub sebelumnya yaitu 25 kemenangan, satu angka yang kini selalu ditaklukkan tiap pekannya di Juventus Stadium.

W038.jpg
b0013c.jpg

Pencetak gol terbaik dari semua? Tentu saja Paulo Dybala; pemain penuh sensasi asal Argentina tersebut telah mencetak 16 gol secara keseluruhan sejak kemenangan pertama tahun 2015 lalu.

2017_02_26_STATISTICHE_STADIUM_05_ENG.jpg

Seandainya laga-laga kandang tersisa musim ini melawan Milan, Chievo, Genoa, Torino dan Crotone juga dimenangkan oleh pasukan Allegri, angka ini akan sampai pada 35, empat laga lebih sedikit dari rekor sepanjang masa yang dicatatkan oleh Barcelona pada musim 1957/58 hingga 1960/61.

Maju terus, satu laga demi laga.

Item Terkait