03 Februari 2017
DATA DERBY D’ITALIA
Juventus vs Inter. Bianconeri vs Nerazzurri. Dua di antara klub-klub Italia tersukses menabuh genderang perang sekali lagi akhir pekan ini di hadapan mata seluruh penikmat sepakbola dunia.
Sang Nyonya Tua lebih diunggulkan pada laga ini dan kemenangan pada Senin dini hari nanti (6/2 02.45 WIB) akan menjadi yang ke-80 bagi mereka atas rival lama mereka. Inter, dalam catatan, meraih 46 kemenangan, sedangkan hasil imbang terjadi 42 kali.
Sekarang fokus pada pertemuan keduanya di Turin catatan justru semakin baik bagi sang juara bertahan: 83 pertandingan, 57 kemenangan kandang, 15 imbang dan hanya 11 kekalahan.
Salah satu kekalahan kandang tersebut terjadi di Juventus Stadium ketika pada November 2012 dua gol Diego Milito dan gol Rodrigo Palacio hasilkan angka 3-1 pada papan skor untuk kemenangan tim yang saat itu diasuh oleh Andrea Stramaccioni.
Di samping laga tersebut, secara keseluruhan hasil positif diraih Bianconeri di kandang, menang enam kali dan imbang tiga kali dari 10 pertemuan terakhir di hadapan pendukung sendiri.
PERSIAPAN UNTUK LAGA HARI SENIN DINI HARI
Sejak kalah di kandang Fiorentina pada 15 Januari lalu, Juventus telah meraih kemenangan berturut-turut atas Lazio dan Sassuolo, tetap tidak kebobolan di kedua laga tersebut dan secara umum mendikte pertandingan-pertandingan tersebut dari awal hingga akhir, menghadapi sedikit, jika ada, serangan lawan selama itu.


Ini terjadi kebetulan bersamaan dengan diperkenalkannya oleh Allegri formasi 4-2-3-1 yang lebih menyerang, dimana seluruh pemain bintang yang berkarakter menyerang bermain cemerlang sejauh ini mulai dari Gonzalo Higuain di ujung susunan pemain hingga Miralem Pjanic dan Sami Khedira di lini tengah melalui Mario Mandzukic, Paulo Dybala dan Juan Cuadrado di antara kedua lini tersebut.
Teori lama yang mengatakan serangan kadang dapat menjadi pertahanan terbaik jelas bergema akhir-akhir ini dan Bianconeri sedang menatap pertandingan kelima tanpa kebobolan pada Senin dini hari nanti dalam enam laga terakhir mereka.

Setelah tujuh kemenangan beruntun, Inter saat ini adalah tim yang sedang dalam performa bagus di Serie A dan telah menanjak dari peringkat ke-11 ke peringkat keempat di bawah asuhan Stefano Piolo, sembilan poin di bawah Juve di puncak klasemen.
Satu-satunya hasil buruk dalam rekor Nerazzurri akhir-akhir ini adalah kekalahan kandang pada Rabu dini hari lalu (1/2) dari Lazio di Perempat Final Piala Italia, yang membuat mereka hanya fokus ke liga dan target mereka kini tentunya adalah terus merangkak naik ke tiga besar klasemen dan lolos ke Liga Champions musim depan – sebuah target yang nampaknya diakibatkan karena langkah yang lambat dari awal musim di bawah asuhan pelatih Frank de Boer.
DUEL-DUEL INDIVIDUAL YANG MENJADI KUNCI
Derby D’Italia Senin dini hari akan menurunkan sejumlah talenta dari masing-masing tim dan akan ada beberapa duel individual yang terjadi di dalam laga ini.


Yang pertama, pertarungan merebut supremasi di lini serang antara Gonzalo Higuain dan Mauro Icardi mungkin adalah yang paling menarik. Delapan gol Pipita dalam enam laga terakhirnya menjadikannya setingkat dengan sang pemain depan Inter dan sesama orang Argentina Icardi dalam daftar pencetak gol terbanyak Serie A musim ini (15 gol) dan, meski kemenangan tim akan lebih penting, kedua pemain tersebut tentunya ingin menambah prestasi mereka di Juventus Stadium nanti.
Bergerak ke lini tengah, adalah duel menarik antara Miralem Pjanic dengan Joao Mario. Sama-sama menjadi rekrutan baru masing-masing klub, kedua pemain telah menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan baru dengan kontribusi-kontribusi penting di lini serang. Pjanic telah mengoleksi delapan gol dan sembilan umpan berbuah gol di semua kompetisi, sementara pengatur permainan Inter asal Portugal itu sudah menyumbang tiga umpan berbuah gol dan mencetak dua gol dalam enam laga terakhirnya di liga.


Melihat kepada dua pemain belakang, Leonardo Bonucci telah menempatkan dirinya sebagai bek tengah lengkap di musim-musim terakhir ini – tugasnya sebagai pemain bertahan ditambah dengan distribusi bola yang baik dan sentuhan yang berakhir dengan gol – dan dirinya pantas menerima penghargaan dengan masuk ke dalam susunan 11 pemain terbaik dunia versi FifPro pada Desember lalu, juga meraih penghargaan Pemain Terbaik pada musim Serie A 2015/16 pada Gran Gala del Calcio pada Senin lalu.
Di antara para pemain belakang di pihak lawan nampaknya yang akan turun adalah Jeison Murillo. Sang pria Kolombia telah memenangkan 71,8% tekelnya dan 62% duel satu-lawan-satu, ditambah dengan 62 sapuan bola sampai saat ini.
Kemdian ada pertarungan antara dua penjaga gawang: Gianluigi Buffon dan Samir Handanovic. Di usia yang ke-39, sang kiper ikonik dan kapten Juve terus menampilkan ketajaman gerak refleks, seperti penyelamatan gandanya terhadap tembakan Matteo Politano dan Alessandro Matri saat melawan Sassuolo. Handanovic juga menikmati musim yang baik di bawah mistar gawang – musim kelimanya untuk Nerazzurri – dan tidak pernah kebobolan dalam lima pertandingan dari tujuh laga terakhirnya di Serie A.