23 Januari 2017
- KEMBALI MENANG DENGAN CARA TERBAIK
Juventus seharusnya tidak bermain buruk dua kali berturut-turut – menurut Leonardo Bonucci – dan demi menyenangkan para suporter kandang pada hari Minggu, sang juara bertahan menepati kata-kata yang diserukan pemain bernomor punggung 19 mereka, menampilkan performa penuh agresi, kontrol dan kualitas yang tidak sedikit.
Banyak yang telah dituliskan tentang penampilan mengecewakan tim saat melawan Fiorentina sepekan sebelumnya dan sementara itu, menurut Massimiliano Allegri, kemenangan meyakinkan 2-0 kemarin atas Lazio tidak sepenuhnya menandai titik balik dari pendekatan Bianconeri untuk sisa musim, namun itu memberikan pesan penting kepada para pesaing mereka.

Di atas semua itu, apa yang akan paling membuat penggemar Bianconeri senang tidak diragukan lagi adalah intensitas yang meningkat dalam permainan tim mereka, sebuah aspek yang tidak hilang dalam diri pelatih Allegri, yang mencatatkan laga Serie A-nya yang ke-300 sebagai pelatih, ketika diminta untuk memberikan reaksi usai pertandingan:
“Atribut yang dimiliki para pemain membuat kami untuk mendekati pertandingan dengan formasi ini. Di masa-masa seperti itu anda memiliki kesempatan untuk maju di waktu yang tepat namun mungkin kami hanya perlu mengoper bola sedikit lebih cepat. Tim harus menjaga tempo permainan dalam formasi apapun yang kami gunakan.”

Dengan prospek untuk kembali menang saat melawan Milan di perempat-final Coppa Italia pada Kamis dinihari, pasukan pelatih asal Tuscan ini seharusnya tidak memerlukan motivasi lebih jauh lagi untuk memenangkan laga dari lawan mereka untuk kedua kalinya secara beruntun; seperti yang baru saja mereka lakukan saat menjamu Lazio hari Minggu malam kemarin.
- EMPAT PENYERANG
Menggabungkan atribut-atribut dari semua penyerang tim tidak seharusnya menjadi opsi yang tersedia di tiap laga musim ini tetapi dalam hal menurunkan Juan Cuadrado, Mario Mandzukic dan Paulo Dybala di belakang Gonzalo Higuain, sang pelatih menetapkan pola permainan 40 menit sebelum sepakan pertama dimulai di Juventus Stadium.
Di babak pertama terutama, sistem 4-2-3-1 yang baru diterapkan bekerja dengan baik dengan agresi dari Mandzukic, tusukan dari Cuadrado di sisi kanan, visi Dybala dan insting predator dari Gonzalo Higuain menyebabkan masalah-masalah tanpa henti bagi pertahanan Lazio yang tidak dapat berkutik.
Buktinya terlihat dari sumber kedua gol: yang pertama, umpan tepat Mandzukic kepada Dybala – kombinasi penting untuk kedua kalinya dalam dua laga kandang – yang kedua, pergerakan luar biasa dari Higuain untuk lolos dari kawalan dan menyontek bola dari jarak dekat memanfaatkan umpan silang dari Cuadrado dari tiang dekat.


Apakah formasi berani seperti itu akan diturunkan secara reguler untuk sisa musim atau tidak, namun Allegri dapat dipastikan akan memikirkannya dengan hati-hati baik dari sudut pandang timnya maupun sedikit buti dari fleksibilitas taktik mereka.
- ASA DAN MARIO
Pada awalnya, sekilas Kwadwo Asamoah dan Mario Mandzukic tampak tidak seperti pasangan yang tepat di sisi sayap iri tetapi sebagai bukti dari kecerdasan dan karakter dari kedua pemain tersebut mereka menampilkan permainan yang luar biasa di peran mereka masing-masing yang tidak biasa.
Seperti yang telah ia lakukan saat melawan Atalanta di Coppa Italia 10 hari sebelumnya, Asamoah adalah bukti lainnya dari kualitas yang sederhana, pemain Ghana tersebut seolah tidak terlihat karena perhatian layak diberikan kepada rekan-rekan penyerangnya.

Tiga tekel dan delapan kali merebut kembali bola bagi Kwadwo pada hari itu, lebih banyak dari pemain Juve manapun di lapangan.
Sedangkan bagi Mandzukic, pemain Kroasia tersebut tidak diragukan lagi sedang menikmati musim terbaiknya bersama Juventus sejauh ini.
Kerumunan pendukung tuan rumah yang memenuhi stadion dibuatnya bersorak dalam beberapa kesempatan atas usaha defensif pria besar tersebut; sembilan tekel, lima duel udara dan perebutan bola merupakan angka-angka yang cukup mengesankan bagi seorang bek tengah, apalagi bagi seorang penyerang sayap.
Satu umpan berbuah gol bagi Dybala merupakan yang paling layak untuk dihargai bagi Mario di belakang 90 menit yang penuh kendali tersebut.
- 27 DAN MASIH BERLANJUT
Sang Nyonya Tua adalah tim yang berbeda di rumah sendiri. Kemenangan kemarin merupakan kemenangan kandang beruntun yang ke-27 di liga di Juventus Stadium, arena yang hampir selalu menjadi pemain ke-12 di lapangan.

Sementara pasukan Allegri masih harus pergi untuk meraih poin di Stadion San Paolo Napoli dan Stadion Olimpico Roma dalam bulan-bulan mendatang, mereka dapat memastikan bahwa hanya sedikit, jika ada, kesalahan yang akan dibuat di Turin dimana mereka memegang rekor liga yang sempurna sejak Oktober 2015.
Pada titik ini, 57 poin dari kemungkinan 57 telah diraih sejauh ini di Juventus Stadium dalam musim ini, tidak perlu diragukan lagi.
- PERTUNJUKAN HEBAT DI STADION
Setelah acara spektakuler hari Senin pekan lalu di Museo delle Scienze e Tecnologia Milan dalam peluncuran logo baru klub – siap untuk digunakan secara resmi pada 1 Juli 2017 – panggung telah disiapkan dengan sempurna bagi Juventus Stadium untuk meningkatkan kesempatan dan memberikan pertunjukan mengagumkan di rumah mereka sendiri.
Memulai acara adalah pemenang Oscar tiga kali dan bapak dari musik elektronik Giorgio Moroder, dimana pertunjukan DJ pra-pertandingan darinya memberikan sedikit tambahan kemewahan pada kesempatan kali itu, menciptakan suasana sempurna bagi penonoton yang memenuhi stadion untuk penampilan sepak bola menyerang yang akan mereka saksikan malam itu.
Hal terbaik belum hadir. Pemandangan yang menyambut kedua tim di lapangan merupakan sebuah pemandangan indah untuk disaksikan: seluruh sudut di Juventus Stadium dipenuhi dengan bendera-bendera hitam dan putih sementara simbol baru dari klub dengan bangga terpampang di tengah lapangan.
Benar-benar Black and White and More!