30 Oktober 2016
HIGUAIN SANG PAHLAWAN
Pasca kepindahan Gonzalo Higuain dari Naples ke Turin pada musim panas lalu, laga Minggu dini hari (30/10), selain menjadi arena Bianconeri menaklukkan salah satu pesaing gelar terbesar mereka dalam tim Napoli, juga menjadi penarik perhatian mengingat hadirnya rekrutan termahal Juve melawan tim yang ia mencetak 91 gol untuk mereka dalam tiga tahun.
Dan sepakan jitu sang Pipita ke arah pojok bawah gawang lawan – gol ketujuh di Serie A musim ini dan kedelapan di semua kompetisi – menjadi bukti terbaru mengapa Sang Nyonya Tua begitu berhasrat memanfaatkan jasanya.

Dibanding dengan gol penentu kemenangan saat melawan Fiorentina di pekan pertama, gol kali ini menjadi gol Pipiita terpenting pada musim ini sejauh ini dan sebuah gol yang menyelamatkan hari khususnya dalam suasana emosional karena Juve mesti menjaga posisi puncaknya di akhir Oktober.
BONNY AKTOR LAGA BESAR
Leonardo Bonucci bisa dikatakan sebagai seorang yang punya kebiasaan mencetak gol di laga-laga besar. Golnya di menit ke-50 membuat Napoli masuk dalam daftar klub-klub Serie A yang gagal menghadang kemampuan Bonny untuk membuat kejadian-kejadian penting dalam suatu pertandingan.

Roma, Milan, Inter, Fiorentina, Lazio dan kini Partenopei terhitung sebagai korban-korban aksi sang pemain berusia 29 tahun itu. Lebih juah lagi, kapanpun Bonucci melesakkan gol di liga, Juve selalu pulang dengan mengamankan tiga poin.
Karena kegarangannya di depan gawang, wajar kiranya kita kehilangan perhatian terhadap penampilan bertahannya yang dominan dimana ia membuat tiga hadangan, angka tertinggi dari seluruh pemain di timnya, dan empat kali mencuri bola, catatan terbaik dari semua pemain yang turun pada pertandingan ini.
KEHEBATAN CUADRADO
Setelah menyumbang dua umpan berbuah gol pada Kamis dini hari saat melawan Sampdoria, Juan Cuadrado sekali lagi menjadi seorang pembunuh yang konstan dini hari tadi.
Dalam sebuah pertandingan dimana kedua tim hanya mampu menciptakan sedikit sekali peluang bersih mencetak gol, kecepatan sang pemain Kolombia, kelincahan dan umpan silang akuratnya menjadikannya pemain yang menciptakan tiga peluang di depan gawang, catatan tertinggi dari semua pemain pada laga ini.

PERGANTIAN PEMAIN YANG JITU
Poin ini mungkin berkaitan dengan yang sebelumnya, mengingat dampak yang ditimbulkan Cuadrado yang masuk sebagai pemain pengganti, dan penampilan bintang Kolombia itu pada pekan-pekan terakhir bukanlah satu-satunya alasan mengapa Massimiliano Allegri pantas diberi penghargaan atas caranya mengatur pemilihan pemain saat ini.


Perkataan sang juru taktik asal Tuscany itu masih benar ketika ia memperingatkan bahayanya terlalu cepat memainkan Claudio Marchisio untuk beraksi secara penuh dan justru lebih memilih Hernanes untuk dipasang di susunan pemain utama yang berperan sentral di lini tengah – satu pilihan tepat karena sang pemain Brazil bermain bagus di akhir-akhir laga – sebelum memasukkan Marchisio di menit ke-68.
Kebetulan atau tidak, Juve kembali unggul beberapa saat setelah sang pangeran masuk ke lapangan, namun ketenangan dan operan-operan cerdasnya, dikombinasikan dengan kesabaran dan kekuatan sesama pemain pengganti di babak kedua, Stefano Sturaro, jelas membantu memastikan bahwa Bianconeri tak ingin begitu saja kehilangan keunggulan untuk kedua kalinya pada laga ini. Benar saja, itu tak terjadi.
ALEX SANDRO YANG TAK TERHENTIKAN

Bagi seseorang yang tidak tahu artinya bermain dengan performa di bawah standar, tak mengejutkan kiranya menyaksikan Alex Sandro lagi-lagi tampil solid pada dini hari tadi. Sang pemain Brazil menghasilkan 89 operan, tertinggi dari sesama rekan setimnya, 28 di antaranya dibuat di wilayah lawan – lebih banyak daripada pemain Bianconeri manapun.