16 Februari 2017
SEJARAH BERPIHAK PADA KITA
Yang pertama bertemu dengan yang ke-18 pada Jumat malam (Sabtu dini hari WIB) saat Bianconeri menjamu tim yang berada di zona degradasi Palermo dalam laga yang secara historis sangat berpihak pada tuan rumah.
Layak disebutkan bahwa hanya sedikit tim yang datang ke Turin dan kembali dengan hasil positif, bahkan tidak ada dalam 28 laga terakhir, dan tekanan dari Bianconeri seperti itu diharapkan dapat kembali memberikan kemenangan bagi Juve besok malam.
Dari 27 pertemuan antara keduanya di Italia utara, 20 telah dimenangkan oleh Juventus, dengan tiga hasil imbang dan empat kemenangan bagi Palermo – terakhir diraih di Stadion Olimpico pada September 2010 – untuk melengkapi gambaran umumnya.

Empat kemenangan kandang beruntun semua tanpa kebobolan satu gol pun kemudian mengikuti sejak saat itu, dengan perayaan Scudetto yang berlangsung pada pertengahan Mei 2013, yang kedua dari pesta yang berakhir di Juventus Stadium bagi sang Nyonya Tua dalam beberapa tahun terakhir.

Gol-gol dari Sami Khedira, Juan Cuadrado, Paul Pogba dan Simone Padoin mencatatkan kemenangan 4-0 April lalu, hasil yang membawa pasukan Massimiliano Allegri berada tiga poin lagi untuk menjadi juara Italia sementara gol bunuh diri Edoardo Goldaniga, hasil tendangan jarak jauh Dani Alves yang berbelok arah, memisahkan kedua tim di Sisilia pada September.
KEBERUNTUNGAN YANG BERBEDA
Seperti yang terlihat di klasemen liga saat ini, Juventus dan Palermo terpisah sangat jauh musim ini.
Sementara pasukan Massimiliano Allegri baru saja meraih kemenangan liga kelima berturut-turut hari Minggu kemarin melawan Cagliari, juga kemenangan ke-20 mereka musim ini, tim Sisilia ini tergelincir untuk yang keenam belas kalinya di Serie A musim ini usai kalah dari Atalanta, mengakhiri kebangkitan kecil yang menghasilkan empat poin dari kemungkinan enam.
Di samping itu, Rosanero hanya bisa mencetak 20 gol musim ini, dua lebih banyak dari jumlah gol individual Gonzalo Higuain (18), dan gagal mencetak gol lebih dari satu kali kecuali satu dari 24 laga mereka sejauh ini, yaitu pada kemenangan tandang impresif 4-3 atas Genoa.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, mereka harus bekerja sangat keras untuk menembus pertahanan Bianconeri yang, sejak kalah dari Fiorentina pada Januari, telah mencatatkan lima laga beruntun tanpa kebobolan dari total 12 laga musim ini, lebih banyak dari tim lain di divisi teratas.

Di ujung lain, Chelsea Dagger milik The Fratelli telah diulang sebanyak 67 kali dalam 30 laga terakhir di Juventus Stadium, 28 diantaranya dimenangkan oleh pasukan hitam dan putih.
PENYERANG YANG BERADA DALAM PERFORMA TERBAIK
Dari mana lagi untuk memulai selain dari Paulo Dybala? Pencetak gol terbanyak Juve musim lalu mencetak 21 gol dalam 89 penampilan untuk Palermo antara 2013 dan 2015 dan, meskipun penyerang Argentina ini belum mencapai angka seperti yang dicatatkan musim 2015/16 musim ini, bakat menyerangnya tentu saja akan memberikan banyak ruang untuk dimanfaatkan pada hari Jumat.

Operan cerdas La Joya kepada Gonzalo Higuain saat melawan Cagliari pada hari Minggu merupakan yang kedelapan kalinya ia memberikan kontribusi baik gol ataupun umpan berbuah gol di musim ini, cukup baik menimbang absennya ia di sepanjang musim dingin karena cedera dan perubahan posisinya menjadi gelandang serang di beberapa pekan terakhir.
Seperti yang terjadi di Sardinia pekan lalu, rekan senegaranya, Higuain, telah menjadi pemain yang paling beruntung dengan skema lebih dalam dan pembuat ruang dari Dybala musim ini, setidaknya sejak pergantian tahun. Pemain no.9 Juventus ini telah mencetak delapan gol di 2017, lebih banyak dari pemain lainnya di lima liga teratas Eropa dan hanya Luis Suarez dari Barcelona yang mencetak lebih banyak dari 18 gol Pipita melalui permainan terbuka.
Masih mengenai penyerang, performa rekrutan musim panas Ilija Nestorovski bisa dikatakan satu-satunya yang bersinar di musim 2016/17 Palermo hingga saat ini; pemain Macedonia tersebut memiliki kontribusi dalam 12 dari 20 gol tim Sisilia tersebut musim ini, secara langsung membantu meraih sembilan dari 14 poin mereka.
Eksploitasi pemain 26 tahun tersebut yang terus berlanjut di kotak penalti akan tetapi sangat bergantung dengan pengganti playmaker Swedia Robin Quaison yang pergi ke Mainz di Januari. Usai transfer Quaison, bek kanan Andrea Rispoli menjadi pencetak gol kedua terbanyak klub dengan dua gol.