31 Desember 2016
Musim 2016/17 dimulai pada 20 Agustus dimana Bianconeri mengawali langkah dari titik yang mereka tinggalkan sebelumnya – sebuah kemenangan di Juventus Stadium.
Fiorentina rupanya yang menjadi lawan untuk laga pembuka Serie A dan siapa yang telah menuliskan catatan debut yang lebih baik selain rekrutan baru di musim panas, Gonzalo Higuain?
Setelah Mario Mandzukic membuka skor dan kemudian Nikola Kalinic menyamakan kedudukan, penyerang Argentina baru kita memasuki arena dan melesakkan gol penentu kemenangan beberapa saat setelah masuk dari bangku cadangan.
Pada pekan berikutnya Sami Khedira mengakhiri sebuah laga tandang sulit di markas Lazio, penyelesaian dinginnya di babak kedua cukup untuk mengamankan tiga poin.
Laga perdana kita di bulan September mempertemukan kita dengan Sassuolo. El Pipita melanjutkan aksi ekspolisfnya dalam seragam hitam-putih dengan mencetak dua gol di sepuluh menit pertama, Miralem Pjanic kemudian menyarangkan sebuah gol debutnya dalam kemenangan 3-1 itu.

Sementara Juve terus mempertahankan rekor sempurna di kandang pada 2016, justru di laga tandang, di Stadion San Siro, dimana Bianconeri menderita kekelahan pertama – dan bahkan kedua – di musim ini.
Pada 18 September Inter yang sempat ketinggalan setelah gol pembuka Stephan Lichtsteiner menyalip untuk mencuri poin. Hanya satu bulan kemudian, pada 22 Oktober, sebuah gol cantik dari Manuel Locatelli cukup bagi Rossoneri untuk meraih kemenangan.
Selain dua kekalahan di Milan dan takluk 3-1 di Genoa pada akhir November, Juve memenangkan seluruh laga Serie A selama paruh musim ini – tak ada satu laga pun yang berakhir imbang.
Setelah kalah dari Inter, Bianconeri langsung kembali bangkit dengan menghempaskan Cagliari 4-0 pada 21 September. Daniele Rugani, Higuain dan Dani Alves mencetak gol, bersama dengan sebuah gol bunuh diri Luca Cappitelli.
Empat hari kemudian gol bunuh diri lainnya – kali ini oleh Edoardo Goldaniga – cukup untuk mengamankan kemenangan 1-0 atas Palermo.


Oktober dimulai dengan kunjungan ke kandang Empoli, dimana tiga gol dalam lima menit di babak kedua oleh Paulo Dybala dan Higuain (dua gol) menghempaskan tuan rumah.
Menyusul jeda internasional Juve menaklukkan Udinese 2-1 di Turin. Dybala menambahkan dua lagi kepada koleksi golnya.
Setelah kalah dari AC Milan, Juve menutup bulan Oktober dengan dua laga beruntun di Juventus Stadium.
Pada 26 Oktober Giorgio Chiellini mencetak dua gol yang jarang terjadi ketika Juve mengalahkan Sampdoria 4-1, Pjanic dan Mandzukic adalah nama-nama lainnya di papan skor.
Kemudian tibalah salah satu pertandingan terbesar musim ini, melawan sesama penantang gelar, Napoli. Saat tiba waktu tibalah sang pahlawan, begitu kata mereka. Dan setelah Leo Bonucci dan Jose Callejon saling berbalas gol, Higuain maju untuk mencetak gol penentu kemenangan ke gawang mantan klubnya.
Itu bukanlah yang pertama, ataupun yang terakhir, gol menentukan yang dicetak El Pipita pada musim ini.
Bulan November dimulai dengan dua kemenangan lagi, 2-1 atas Chievo di Verona pada tanggal 6 (Mandzukic dan Pjanic cetak gol) dan 3-0 di kandang melawan Pescara pada tanggal 19 (gol dari Khedira, Mandzukic dan Hernanes), sebelum terpeleset di Genoa.

Bulan terakhir tahun 2016 menyajikan tiga laga berat bagi tim asuhan Massimiliano Allegri dengan hadirnya tim-tim yang performanya sedang bagus, Atalanta, Torino dan peringkat kedua, Roma.
Hasilnya, catatan sembilan pertandingan tak terkalahkan milik Atalanya berkahir di Juventus Stadium berakhir ketika Alex Sandro, Rugani dan Mandzukic menyarangkan gol-gol dalam kemenangan 3-1 pada 3 Desember.
Berikutnya adalah Derby Della Mola dan rival sekota Juve memberikan perlawan sekuat tenaga mereka. Andrea Belotti memberikan harapan bagi tuan rumah di awal laga tapi Higuain menyamakan kedudukan sebelum jeda dan membalikkan skor di menit ke-82, sebelum kemudian Pjanic mencetak gol di waktu tambahan. 3-1 lagi buat Juve.

Sementara tim-tim Serie A lain turun bermain di laga-laga pekan ke-18, Juventus dan AC Milan terbang ke Doha untuk laga Piala Super Italia. Sayangnya, kita pulang dengan tangan hampa karena Giacomo Bonaventura merespon gol pembuka Giorgio Chiellini dan Rossoneri yang akhirnya meraih trofi lewat adu penalti.
Kecewa yang didapat karena kekalahan berada di pihak yang salah, seperti dikatakan Chiellini setelah laga berakhir, hanya akan membuat Bianconeri bersemangat menjalani perjalanan hebat berikutnya di tahun 2017!