08 April 2016
1) LATAR BELAKANG
Laga mana yang paling ditunggu saat jadwal pertandingan semusim diumumkan pada akhir Juli?
Tergantung pada hubungannya dengan klub favorit anda. Anda mungkin mengatakan derby lokal tertentu, apakah itu di Turin, Milan, Genoa, atau Roma.
Tentu saja, para penggemar Serie A generasi baru akan selalu menanti kesempatan menonton tim-tim terbaik Italia berlaga di hadapan para suporter kandangnya.
Namun karena alasan sejarah, biasa menempati puncak klasemen dan supremasi di dalam sepakbola nasional, anda bisa saja menemukan jawaban yang juga diakui oleh seluruh pendukung kedua klub di seluruh dunia: Milan vs Juventus.
Demikianlah, dua hari lagi jelang pertunjukan selanjutnya salah satu drama terpanjang dalam sejarah sepakbola Italia, Juventus.com memilih sepuluh fakta-fakta kunci untuk diketahui tentang pertemuan-pertemuan sebelumnya antara Rossoneri dan Bianconeri.
Sejak duel perdana di Campo dell’Acquabella Milan di tahun 1903 hingga yang terakhir di Juventus Stadium Turin pada November 2015 dan sebanyak 159 pertandingan di tengah-tengahnya, ada kisah panjang untuk bisa diceritakan.
2) YANG PERTAMA
Didirikan dengan selisih dua tahun yaitu pada 1897 (Juve) dan 1899 (Milan), masa depan kedua klub dengan jumlah raihan gelar juara Italia yang masing-masing 33 dan 18 kali tak perlu menunggu lama untuk dimulai untuk pertama kalinya di laga resmi. Mengiringi pembangunan stadion yang dikenal saat ini dengan San Siro selama 23 tahun, kisah dua klub tersukses di Italia itu dimulai di tengah suasana cukup meriah pada 22 Maret 1903.
Saat bertemu di Campo dell’Acquabella Milan, sebuah pemandangan indah dimana para penonton secara sederhana duduk di atas segundukan tanah atau membawa kursi dan meja tulis sendiri, Juventus-lah yang pertama kali meraih kemenangan atas Il Diavolo. Sang pendiri Juve Luigi Forlano dan Umberto Malvano masing-masing menyarangkan gol dan meraih kemenangan 2-0 di babak semifinal Kejuaraan Federal yang kini sudah tak lagi diselenggarakan.

Pertemuan “pertama” yang kedua antara kedua klub terjadi 27 tahun kemudian pada bulan Mei 1930 dalam kunjungan perdana Bianconeri di Serie A ke kandang Milan yang baru dibangun. Gol Raimundo Orsi di 60 detik pembuka laga nampaknya akan membuat Juve mengulangi hasil yang sama seperti sebelumnya namun Giuseppe Torriani membalas dengan mencetak gol di penghujung laga sehingga kedua tim harus berbagi angka.
3) PARA PENCETAK GOL TERBANYAK
Setiap pertandingan besar pasti memiliki pahlawan-pahlawan pencetak skor dan laga ini tidaklah berbeda. Meski Juventus unggul tipis atas tuan rumah pada hari Minggu dini hari ini dalam hal jumlah gol (223 banding 210), namun ujung tombak Milan-lah yang secara keseluruhan memuncaki daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa di laga ini.

Meski baik Bianconeri dan Rossoneri memiliki dua pemain di 5 besar daftar pencetak gol, yakni Felice Borel dan Giampiero Boniperti merobek jala gawang Milan masing-masing sembilan kali, 13 dari 14 gol Jose Alfatini pada laga ini ia sarangkan saat berseragama Milan antara 1958 hingga 1965.
Bisa dikatakan pada wilayah inilah kemenangan Milan yang tidak begitu jauh.
4) SANG PEMENANG

Perlu lebih dari sekedar gol-gol untuk menempa kemenangan di masa lalu dan siapa yang mampu mendemonstrasikan itu lebih baik daripada seorang penjaga gawang? Seorang legenda menjadi bukti.
Di era modern (dari musim 1993/94 ke depan), tak ada pemain dari kedua tim yang meraih kemenangan lebih banyak di laga ini daripada Gianluigi Buffon yang memenangkan 11 laga mengungguli Gennaro Gattuso bersama Milan (tujuh).
Namun yang menarik adalah bukan Buffon ataupun Gattuso yang tampil paling banyak pada laga ini; kehormatan tersebut jatuh pada Alessandro Del Piero (25 kali) dan Paolo Maldini (24 kali).
5) SANG MANTAN
Sebuah contoh beberapa nama yang pernah tampil dalam susunan tim yang hanya terdiri dari mereka yang pernah memperkuat Juve dan Milan adalah indikator bertapa prestisiusnya laga ini.
Bayangkan: sebuah tim yang menghadirkan Alfatini yang sudah disinggung sebelumnya, Roberto Baggio, Zlatan Ibrahimovic dan Filippo Inzaghi memimpin lini depan. Edgar Davids dan Andrea Pirlo menjadi motor di lini tengah dan Gianluca Zambrotta yang ditempatkan di sayap akan menyebabkan masalah bagi tim-tim Eropa. Memilih pelatih seharusnya bukan masalah: Pilih saja satu di antara Fabio Capello, Carlo Ancelotti atau Massimiliano Allegri.



Berbicara tentang mantan, bagaimana dengan sepatah kata tentang Alessandro Matri? Gol penyeimbang penyerang 31 tahun di San Siro pada 25 Februari 2012 akan dikenang oleh para fans Juve karena betapa pentingnya gol tersebut bagi penantian lama gelar Scudetto ke-30 Bianconeri.
6) SATU PERTANDINGAN KENANGAN
6 April 1997, Milan 1-6 Juventus. Sebuah tanggak yang pasti melekat di ingatan seluruh fans Juve usia tertentu.
Sebagai juara bertahan Eropa, juara Scudetto dan finalis Liga Champions untuk kali kedua secara beruntun, itulah tempat, waktu dan tim yang tepat buat anak asuh Marcelo Lippi menghebohkan pertandingan malam itu di San Siro.
Baru memanggil kembali mantan pelatih Arrigo Sacchi menggantikan Oscar Tabarez di pertengahan musim yang kemudian membuat klub yang menjuarai liga 18 kali itu bercokol di peringkat ke-11 di akhir musim, Milan menderita salah satu kekalahan terburuk mereka dalam sejarah.
Hasil tersebut merupakan rekor kemenangan laga tandang terbesar bagi Juve, menyarangkan enam gol ke gawang tuan rumah yang tak berdaya. Karena sentuhan setiap pemain berseragam hitam-putih berbuah emas, pasukan Lippi menguasai laga tapi masih mudah dikejar di babak pertama berkat gol-gol di awal laga dari Vladimir Jugovic dan Zinedine Zidane. Tapi sejak saat itu, kapal pun melaju.
Jugovic kemudian menambah gol ketiga setelah jeda dilanjutkan dengan dua gol Cristian Vieri dan gol Nicola Amoruso di penghujung pertandingan sebagai pemanis tambahan untuk menutup penampilan luar Bianconeri biasa di laga tandang.
7) GOL-GOL PILIHAN TERBAIK
Dari mana memulai kontes gol terbaik Juve di San Siro? Dengan total 95 gol untuk dipilih, tiga gol yang harus diketahui pun muncul di pikiran. Untuk poin ini biarkan gambar saja yang berbicara.
1) Oktober 1971: Sodoran tumit brilian Roberto Bettega.
2) April 1993: Gocekan, giringan dan penyelesaian Roberto Baggio.
3) Mei 2005: Sundulan penentu Scudetto David Trezeguet.
8) PAHLAWAN-PAHLAWAN BARU
Bukan berarti aksi-aksi Juve terbaru belum menghasilkan pahlawan-pahlawan di laga ini.
Dengan hadirnya sang juara beruntun di San Siro pada bulan Maret dan September 2014, tidak termasuk gol pembuka di laga kedua di Turin pada musim 2014/15, mungkin Carlos Tevez, kini bermain untuk Boca Juniors, dapat mengklain status “pahlawan” Bianconeri dalam sepuluh tahun tahun terakhir.

Dalam kerangka satu pertandingan saja, Claudio Marchisio menorehkan sejarahnya sendiri. Intinya, dua gol il Principino-lah yang menghadiahkan para suporter kandang saat itu kemenangan perdana atas Milan di Juventus Stadium pada Oktober 2011, sepasang gol yang selalu asyik untuk dilihat kembali.
Adapun bagi pemain-pemain pendatang baru – meski sepertinya tak akan tampil pada akhir pekan ini – sentuhan magis dan penyelesaian Paulo Dybala pada bulan November 2015 lalu adalah gol ketiganya dalam tiga kali bertemu dengan Milan di Serie-A setelah mencetak dua gol saat masih bermain bersama Palermo.
Selain membobol gawang tim-tim seperti Napoli dan Torino, mungkin hari Minggu dini hari nanti akan menjadi malamnya Simone Zaza: pemain bernomor 7 itu telah menjebol jala gawang San Siro dua kali selama karirnya.
9) ENAM KALI SECARA BERUNTUN
Rentetan kemenangan beruntun pemecah rekor telah menjadi sesuatu yang menjadi keistimewaan Juventus musim ini.
Seperti yang sudah diketahui pasukan Massimiliano Allegri menambah catatan pada rekor rentetan kemenangan sebelumnya (15) namun di balik catatan tersebut ada catatan yang berhubungan dengan Milan yang hanya sedikit orang yang tahu namun pantas untuk diperhatikan.

Kemenangan 1-0 November lalu adalah kemenangan Juve yang keenam secara berturut-turut atas Rossoneri, sebuah raihan yang belum pernah dicapai oleh kedua tim sebelumnya dalam 113 tahun sejarah laga ini. Faktanya, Il Diavolo hanya menang sekali dalam lima pertemuan terakhir dengan tim tamu pada Minggu dini hari ini, mengumpulkan empat poin dari kemungkinan 15.
Kemenangan ketujuh beruntun jelas bukan mustahil.
10) YANG TERAKHIR