exJuveAsm14.jpg

Monaco-Juventus: Yang pernah bermain untuk keduanya

SHARE
Monaco-Juventus: Yang pernah bermain untuk keduanya
Monaco-Juventus: Yang pernah bermain untuk keduanya
Monaco-Juventus: Yang pernah bermain untuk keduanya

Perjalanan antara Monte Carlo dan Turin menjadi perjalanan yang cukup ramai dalam dunia sepakbola dunia, dimana sebanyak 11 pemain melintasi pegunungan Alpen untuk bermain bersama Monaco dan Juventus sepanjang 25 tahun.

PERANCIS

Dari mana lagi untuk memulai bahasan ini selain David Trezeguet, seorang pahlawan bagi kedua kubu karena segudang lesatan golnya bersama kedua klub dan di level nasional bagi negaranya, Perancis.

Sepuluh tahun karir David di Turin menghasilkan 171 gol liga dalam 319 pertandingan, empat gelar Scudetto dan dua Piala Super Italia, menjadikan sang bintang asal Perancis ini sebagai penyerang asing terbaik Bianconeri sepanjang masa.

Trezeguet

Sebelum lahir kembali di Italia, sang Presiden Juventus Legends memiliki rata-rata gol impresif yang sama di Monte Carlo dimana 61 golnya dalam 111 penampilan buat Monaco – tidak termasuk dua trofi Ligue 1 dan satu Piala Super Perancis – menjadikannya perhatian klub-klub top Eropa antara tahun 1996 hingga 2000.

Meski di London bersama Arsenal Thierry henry mengukir namanya sebagai salah satu pencetak gol terbanyak Liga Primer Inggris sepanjang sejarah, justru di Monaco sang pemain sayap yang beralih menjadi penyerang ini pertama kali bermain sebagai pesepakbola profesional.

exJuveAsm09.jpg

Setelah empat musim, 22 gol dan medali Piala Perancis diraihnya, Henry melakukan perjalanan singkat keTurin pada 1999 dimana ia tampil hanya dalam 19 pertandingan liga sebelum bergabung dengan Arsene Wenger di Highbury pada tahun berikutnya.

Patrice Evra – representatif kedua klub terakhir – tampil dalam dua dari empat final Liga Champions selama karirnya bersama Monaco pada tahun 2004 dan Juventus pada 2015. Antara kedua peristiwa itu, sang bek sayap veteran – kini bermain untuk marseille – merengkuh dua gelar ganda domestik beruntun untuk Sang Nyonya Tua setelah bermain sebanyak 156 kali untuk pasukan Merah-Putih (julukan Monaco) selama empat tahun dari 2002 hingga 2006.

juventus_to141216spo_3213.jpg

Pemain bertahan lainnya, Lillian Thuram, mengawali karir profesionalnya di Stade Louis II pada 1991 sebelum bergabung dengan Juventus dari Parma pada 2001. Empat gelar Scudetto, 204 penampilan dan satu gol liga – sebuah aksi lari dan penyelesaian tak terlupakan ke gawang Milan pada 2002 – disematkan buat sang juara Piala Dunia 1998.

Sementara itu, Olivier Kapo tampil total 51 kali untuk kedua klub dari tahun 2004 hingga 2006.

ITALIA

Hanya tiga pemain yang melakukan perjalanan dari arah sebaliknya, Marco Di Vaio, Christian Vieri dan Morgan de Sanctis.

Sang penyerang, Di Vaio menyarangkan 28 gol dalam dua musim untuk Bianconeri dalam semua kompetisi dalam dua tahun karir di Juventus pada 2002-2004, meraih satu Scudetto dan satu gelar Piala Super Italia selama itu.

Sempat bermain sebentar di Spanyol bersama Valencia, sang pria asal Roma bergabung bersama Moncao pada 2005, mencetak delapan gol dalam 33 laga, menyamai raihan trofinya di Turin dengan satu mahkota Ligue 1 dan satu gelar Piala Liga.

juventus_55bd2269.jpg
exJuveAsm13.jpg

Vieri menghabiskan satu musim di Monaco, masa karirnya di klub Monegasque itu terjadi 10 tahun setelah sejumlah prestasinya di Turin.

Dalam satu-satunya musimnya berseragam hitam-putih, pemain depan ini memenangkan hampir setiap prestasi, 14 golnya menyumbang kemenangan demi kemenangan Juve di Serie A, Piala Interkontinental dan Piala Super Eropa.

Tiba setahun sebelum kompatriotnya, Di Vaio, Vieri mengangkat trofi Piala Liga Perancis dan Piala UEFA di Stade Louis II sebelum pulang kembali ke Italia untuk bermain bersama Fiorentina dan Atalanta.

de sanctis.jpg

Penjaga gawang De Sanctis saat ini menjadi wakil kiper utama, Danijel Subasic. Mantan kiper Udinese, Roma dan Napoli ini membuat empat penampilan sepajang dua musim untuk Juventus setelah bergabung dari Pescara pada 1997.

DARI BARRIOS KE JUGOVIC

Nama Vladimir Jugovic langsung muncul di ingatan ketika memikirkan Juventus Dan Liga Champions.

Sebenarnya, tendangan penalti sang pria Serbia di Stadio Olimpico kandang Roma yang menentukan raihan juara Eropa Sang Nyonya Tua untuk kedua kalinya dalam sejarah setelah mengalahkan Ajax dalam adu penalti di final tahun 1996.

juventus_to300316sto_0013.jpg

Setelah menorehkan namanya dalam sejarah Juve, sang gelandang berpindah ke Lazio, Atletico Madrid dan Inter sepanjang akhir 1990-an sebelum kemudian bergabung dengan Monaco pada 2201 dimana kita bisa tambahkan trofi Piala Liga Perancis ke dalam koleksi pribadinya.

Seperti halnya Jugovic, sang pengatur permainan, Rui Barros, menikmati prestasi lebih besar di Turin daripada di Monte Carlo. Barros, kini menjadi bagian dari staf pelatih lawan Bianconeri pertama di babak gugur musim ini, Porto, adalah seorang figur menonjol di Juventus antara tahun 1988 hingga 1990, mencetak 16 gol dalam 74 pertandingan di ajang Serie A, Piala Italia dan Piala UEFA.

exJuveAsm11.jpg

Tiga tahun karirnya bersama Monaco pun menyusul dimana sang pria Portugis gagal meraih prestasi yang sama, tampil hanya delapan kali.

Penutup daftar ini adalah Sergio Almiron: sang pemain Argentina dipinjamkan ke Monaco dari Juventus pada paruh kedua musim 2007/08, tampil total 23 kali untuk kedua klub.

Item Terkait