19 Maret 2016
Ada satu hal yang dapat Anda yakini ketika dua rival bertemu sebanyak Juventus dan Torino selama bertahun-tahun - 141 dari catatan pertemuan resmi terakhir - dan itu adalah bahwa pasti akan ada yang menang dan kalah.
Mencatat 65 kemenangan dan mencetak 212 gol sejak Derby Turin pertama di Serie A pada 24 November 1929, sebuah hasil imbang tanpa gol di Stadio Filadelfia, penggemar Bianconeri masih memegang catatan yang kuat untuk terus sesumbar atas tetangga sedarah mereka.
Pada era tahun 1940-an dan 1970-an, pengikut Nyonya Tua telah secara konsisten menikmati bagian terbesar dari kegembiraan atas tetangga mereka dan setiap generasi telah melewati masa itu tidak hanya dengan mengingat kenangan indah tetapi juga merayakan dengan bintang di laga derby itu sendiri.
Sementara sepak bola tentu saja merupakan permainan tim, tapi dalam setiap persaingan Derby tentu tidak akan lepas dari cerita kecemerlangan seorang individu dan pertunjukan yang menghibur.
Dan oleh karena itu, Juve dan il Toro yang mempersiapkan diri untuk bertemu sekali lagi pada hari Minggu sore di Stadion Olimpico, ada suguhan cerita dari Giampiero Boniperti hingga Paul Pogba, berikut adalah lima bintang Juventus yang telah membuat tanda tak terhapuskan mereka sendiri pada sejarah Derby Della Mole.
GIAMPIERO BONIPERTI
Baik secara kronologis maupun betapa pentingnya dirinya, tidak ada yang meragukan bahwa Giampiero Boniperti memimpin untuk sebuah aksi heroik dalam laga derby.
Lima belas tahun memperkuat Bianconeri antara tahun 1946 dan 1961, beberapa kali mendapatkan kesempatan untuk melawan Torino, pada saat di puncak kekuasaan mereka, Boniperti total telah mencetak 13 gol liga melawan Granata dan tak tertandingi oleh pemain lain dari kedua tim.
Anehnya, sang penyerang harus menunggu hingga tiga tahun untuk mencetak gol pertamanya melawan il Toro dalam kemenangan tandang 3-1 pada bulan November 1949 tetapi sejak saat itu, Giampiero tak terbendung.
Tidak hanya gol yang selalu menghasilkan kemenangan bagi Juventus di laga derby tetapi gol tersebut lebih sering hadir dengan 'berpasangan', sang penyerang mencetak dua gol atau lebih dalam lima pertandingan yang berbeda saat meraih kemenangan dengan skor akhir 4-3, 5-1, 6-0, 4- 2 dan 3-0 pada tahun 1950, 1951, 1952, 1953 dan 1954.

Namun itu akan menjadi emosi yang dirasakan oleh Boniperti untuk derby yang akan terus membedakan dirinya sebagai ikon untuk pertandingan itu hingga hari ini. Terkenal, tentu saja untuk slogan nya, "Kemenangan bukanlah hal terpenting namun hal itu adalah segalanya," penyerang legendaris ini juga mengatakan satu hal pada malam pertandingan musim lalu di Stadion Olimpico:
"Kali ini seperti yang lain saya akan duduk sendiri di depan televisi dan mengutuk nasib untuk membuat saya menderita seperti yang saya lakukan pada setiap pertandingan derby."
Untuk pemain yang memiliki umur yang panjang dan konsistensi mencetak gol, tampaknya sangat mungkin jika rekor Boniperti akan bisa dipecahkan.
MICHEL PLATINI
Meskipun mencetak tujuh gol liga melawan Torino, Michel Platini mungkin akan lebih diingat pada sebuah laga derby yang sangat istimewa, salah satu yang mengacu pada kutipan di atas.
Memasuki pertandingan sebagai pemimpin liga dan dengan tim tamu masih menyimpan harapan untuk meraih gelar Scudetto, Juventus asuhan Giovanni Trapattoni tidak boleh membuat kesalahan melawan Granata yang sedang melambung tinggi di Stadio Comunale pada 26 Februari tahun 1984.
Dan benar saja, setelah pertandingan berjalan seimbang dan menarik pada 45 menit pertama, tim tamu berhasil memimpin, Franco Salvaggi memanfaatkan kesalahan bertahan tuan rumah untuk menjebol gawang kawalan Stefano Tacconi dari dalam area penalti.
Namun untuk sisanya selama setengah jam, itu semua tentang Platini.

Pemain asal Prancis itu melompat dengan sangat baik dan berhasil melakukan sundulan untuk mengalahkan Luigi Danova dan Giuliano Terraneo, Ia sukses menyamakan kedudukan dari situasi yang jarang dilihat dari dirinya, kemudian sepakannya untuk menyelesaikan comeback Juventus adalah sesuatu yang lain sama sekali, tendangan bebas nya yang luar biasa menukik tajam di pojok kiri gawang tim tamu saat waktu menyisakan 14 menit dari waktu normal yang membuat pendukung tuan rumah bersorak secara histeris.
Memberikan komentarnya setelah peluit akhir dibunyikan, pelatih Trapattoni menyatakan bahwa itu adalah gol yang mungkin akan mengatur timnya untuk meraih Scudetto dan apa yang dikatakannya terbukti benar, karena Juve merebut gelar juara hitungan bulan kemudian.
Dua gol Platini pada laga Derby menjadi gol ketiga dan keempatnya melawan Torino dan sejauh ini merupakan yang paling berharga. Salah satu derby paling menarik, yang pantas ditentukan oleh seorang pemain terbaik.
GIANLUCA VIALLI
Bergabung bersama Platini dengan tujuh gol pada laga derby adalah Gianluca Vialli yang menyajikan penampilan heroik pada babak pertama dalam pertandingan bulan Desember 1995 dengan Torino, dia melakukan apa yang belum pernah dilakukan pemain lain di Juventus sebelumnya: mencetak hat-trick pada laga derby.
Sebuah prestasi yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh pasangan Toro, Giuseppe Virgili pada tahun 1959 dan Nestor Combin pada tahun 1967, Vialli secara ajaib hanya membutuhkan waktu 40 menit di Stadion delle Alpi untuk menjamin tempatnya dalam sejarah laga derby untuk waktu ke depan.

Mencetak dua gol di awal tahun saat mengalami kekalahan 3-2, sang penyerang Juve tidak ingin melihat gol yang dicetaknya menjadi sia-sia untuk kedua kalinya pada tahun yang sama, seperti keunggulan tiga gol di babak pertama yang membuat timnya meraih kemenangan 5-0 yang sempurna dan mematahkan catatan dua kemenangan beruntun Torino pada dua duel sebelumnya.
Gol pertama hadir setelah ia sukses memanfaatkan umpan silang Angelo Di Livio saat waktu baru memasuki tiga menit, sang kapten dengan segera kembali mencetak gol di pertengahan babak, memanfaatkan kesalahan bertahan Toro, ia melakukan sepakan terukur untuk membuat Bianconeri semakin unggul.
Vialli kemudian kembali mencetak gol ketiganya, menerima umpan silang rendah yang sempurna dari Fabrizio Ravanelli untuk mengecoh Doardo dan membuat sejarah untuk Juventus dan membuat kekalahan telak Granata membuat mereka segera akan terdegradasi.
Simone Zaza hampir mendekati rekor tersebut pada bulan Desember saat meraih kemenangan 4-0 di Coppa Italia tapi rekor Vialli masih berdiri kuat.
DAVID TREZEGUET
Seperti rekan senegaranya Platini dan sesama penyerang Vialli, David Trezeguet menerima warisan di laga Derby meskipun masih tidak bisa bersanding dengan rekor Boniperti tetapi Ia akan selamanya dikenang karena satu gol kemenangan di Olimpico pada bulan September 2007.

Jangka waktu yang hampir sama seperti gol Juan Cuadrado pada malam Halloween awal musim ini, sekarang giliran naluri gol pemain asal Prancis itu dan sepakan voli dimana waktu hanya menyisakan 15 detik membuat gol nya sebagai salah satu yang paling spektakuler dan dramatis dalam sejarah pertemuan di laga Derby.
Itu merupakan gol kedua dan terakhir Re David melawan Torino tapi satu yang tidak diragukan lagi sangat layak untuk ditunggu.
PAUL POGBA
Dari satu Prancis ke Prancis yang lain, Paul Pogba sudah memiliki tiga gol di laga derby, sebagai salah satu pencetak gol yang masih aktif untuk klub saat melawan Torino (bersama dengan Claudio Marchisio), masih memiliki waktu untuk menambahkan golnya menjadi lebih banyak.
Sementara memenangkan pertandingan pada September 2013 di Stadion Olimpico memiliki lebih dari sentuhan keberuntungan tentang hal itu setelah memanfaatkan sundulan Carlos Tevez yang membentur mistar gawang, yang tidak dapat dikatakan sama dengan dua upaya yang menentukan di Juventus Stadium pada awal musim ini.

Kedua golnya musim ini dan keduanya untuk alasan yang berbeda. Pertama, tendangan setengah voli mengejutkan yang mengecoh penjaga gawang Torino, Daniele Padelli, kedua sebuah tendangan bebas sempurna untuk mengakhiri sebuah kemenangan 4-0 di Coppa Italia beberapa bulan kemudian.


Sebuah gol ketiga pada derby musim ini, dan kedua dalam karirnya di kamdang il Toro pada Minggu sore pasti akan bernilai lebih besar.