10 April 2017
PERFORMA SAAT INI
Dapat dikatakan sebagai partai terbesar babak perempat final musim ini, pertemuan Selasa malam nanti (Rabu dini hari WIB) antara Juventus dan Barcelona tak hanya mempertemukan dua raksasa Eropa tetapi juga pertemuan antara pertahanan terbaik melawan serangan terbaik di Liga Champions.
Lini belakang Juve hanya dijebol sebanyak dua kali di turnamen ini sejauh ini, sehingga seharusnya menjadi pertahanan terkokoh dari tim-tim yang tersisa dalam menghadang lini depan Barca yang telah menemui jawa gawang lawannya sebanyak 26 kali, mencetak lebih dari empat kali dalam empat kesempatan berbeda.


Mulai dengan tim tamu, Barcelona siap melakukan penampilannya yang kesepuluh kalinya secara berturut-turut di perempat final Liga Champions, suatu catatan yang nampak terlihat mustahil setelah kalah 4-0 dari Paris Saint-Germain di putaran pertama babak sebelumnya.
Kebangkitan yang luar biasa di putaran berikutnya menghasilkan pertemuan antara dua raksasa Eropa ini dan meski sejarah ditorehkan oleh Blaugrana pasca kemenangan luar biasa 6-1 itu di Camp Nou, patut diperhatikan bahwa juara tahun 2015 itu menang hanya empat kali dari 10 lawatan mereka di kancah Eropa, kalah dua kali dari tiga pertandingan terakhir.

Mengingat kekuatan Bianconeri di Juventus Stadium yang sudah mentradisi – dimana mereka tak terkalahkan dalam 21 laga di kompetisi-kompetisi UEFA dan 32 kemenangan beruntun di Serie A – pasukan Massimiliano Allegri akan mencoba memanfaatkan peluang-peluang mereka untuk unggul atas Barcelona untuk menjalani laga putaran kedua pada Rabu berikutnya.
Setidaknya di ajang domestik, Juve-lah yang akan memasuki laga nanti dengan modal yang lebih baik. Sementara dua gol Gonzalo Higuain ke gawang Chievo memantapkan selisih enam poin Juve di atas Roma di Serie A, Barcelona justru kalah 2-0 di laga tandang di markas Malaga, sebuah kesempatan yang dilewatkan dalam perburuan gelar liga Spanyol setelah rival mereka, Real Madrid, bermain imbang melawan Atletico.
Dua kekalahan dalam lima laga mereka di La Liga membuat pasukan Luis Enrique duduk tiga poin di belakang Real dengan satu laga lebih banyak. Dengan demikian, sebagai disaksikan PSG di babak 16 besar, performa tidak berarti banyak ketika Barcelona bermain di tingkatan yang lebih tinggi.
PEMAIN-PEMAIN KUNCI: MSN, BBC, HDM ...
Karena alasan yang bagus, nama-nama pertama yang disebut di sini adalah Lionel Messi, Luis Suarez dan Neymar. Trio penyerang Barcelona yang masyhur itu telah mengemas total 90 gol dan 46 assist pada musim ini.
Messi dengan 43 golnya mencetak lebih banyak dari pemain manapun di liga-liga top Eropa musim ini, 11 di antaranya terjadi di Liga Champions.

Dari serangan terbaik ke pertahanan terbaik. Gianluigi Buffon telah menjaga gawangnya tak kebobolan sebanyak 16 kali, satu kali lebih banyak dari kiper lawan, Marc Andre ter Stegen yang bermain dua pertandingan lebih sedikit. Performa luar biasa sang kapten di Lyon pada pertandingan ketiga adalah yang paling spektakuler dalam perjalanan Juve sejauh ini.
Aksi-aksi heroik Gigi dipasangkan dengan kekokohan pertahanan adalah yang memunculkan akronim tersendiri bagi pemain-pemain kunci itu, Leonardo Bonucci – pemain terbaik Bianconeri dalam hal jumah operan sempurna (2152) dan pemotongan aliran bola (66) – Andrea Barzagli dan Giorgio Chiellini. Tidak ada tim manapun yang kebobolan lebih sedikit dari dua gol Bianconeri itu sejauh ini.

Di ujung lapangan lain, Gonzalo Higuain (27 gol), Paulo Dybala (14) dan Mario Mandzukic (7) telah menemui jala gawang lawan total 48 kali secara keseluruhan, dimana Higuain akan memainkan laga di babak perempat final Liga Champions ini dengan performa terbaik setelah mencetak empat gol pada pekan lalu saat melawan Napoli dan Chievo.

Sebagaimana dikatakan **Juan Cuadrado**, “Messi, Neymar dan Suarez jelas sangat bagus tapi lini serang kami juga hebat, dan jika saya boleh memilih salah satu, saya jelas memilih lini serang kami. Kami saling melengkapi; kami semua siap berkorban untuk satu sama lain – itulah kekuatan utama kami...”
PERTEMUAN-PERTEMUAN SEBELUMNYA
Juve dan Barca bertemu untuk kesepuluh kalinya dalam sejarah Liga Champions Selasa malam nanti, pertemuan kedua dalam tiga musim terakhir setelah kedua klub bertarung habis-habisan menuju babak final di Berlin pada tahun 2015.
Luis Enrique ada dalam susunan sebelas pemain utama Barcelona saat terakhir kalinya kedua tim ini bertemu dalam pertemuan dua putaran, di babak yang sama kompetisi ini di tahun 2003. Di putaran pertama di Stadion Delle Alpi, Paolo Montero membawa pasukan Marcelo Lippi unggul lebih dulu sebelum kemudian gol Javier Saviola memastikan Barcelona lebih unggul agregat untuk menjalani laga putaran berikutnya seminggu kemudian.
Terdorong untuk mementahkan gol tandang itu, Marcelo Zalayeta melompat tinggi untuk menanduk bola hasil umpan silang Alessandro Birindelli di menit ke-114, membuat seluruh suporter tandang menggila dan Bianconeri pun melaju ke semifinal dimana mereka kemudian menyingkirkan Real Madrid dengan cara yang serupa spektakulernya.

Barca yang meraih kemenangan dalam dua kesempatan sebelum itu, menyingkirkan Bianconeri dengan agregat 3-2 di semifinal kompetisi European Cup Winners’ Cup pada tahun 1991 dan perempat final Piala Eropa pada tahun 1986, Michel Platini mencetak satu-satunya gol Juve dalam kekalahan 2-1 dalam dua putaran itu.