29 Agustus 2015
Berakhir di dua besar Serie A sebanyak lima kali dalam sepuluh musim terakhir, dalam satu dekade terakhir ini Roma benar-benar mempermanenkan status mereka sebagai penantang gelar abadi.
Ketika pada performa terbaiknya, klub dari ibukota memiliki potensi untuk menjadi tak terbendung seperti sepuluh kemenangan beruntun yang memecahkan rekor mereka untuk pembukaan musim 2013/14.
PELATIH
Orang yang berada di belakang tim yang menjadi runner up dalam beberapa tahun terakhir adalah manajer asal Perancis Rudi Garcia. Setelah karir bermain yang berakhir cepat karena cedera, Garcia mencoba masuk ke jajaran manajemen. Setelah berbagai peran di belakang layar bersama St. Etienne, ia membuat terobosan besar di Dijon, Ia sukses meraih promosi ke Ligue 2 tahun 2003/04.
Kemudian ia menjalani sebuah karir yang singkat di Le Mans sebelum tiba di Lille pada tahun 2007 di mana ia akan membangun dirinya sebagai salah satu pelatih muda paling menarik di Eropa, memenangkan gelar ganda domestik dan manajer terbaik pada tahun 2011.

Kedatangan Garcia pada musim 2013 telah memperkuat posisi Giallorossi di daftar klasemen dan dia akan berharap timnya bisa melangkah lebih jauh musim ini dan meniru tim yang memenangkan Scudetto tahun 2000/01.
Sebuah wajah yang tidak asing
Meskipun banyak yang berubah di klub sejak memenangkan gelar, satu yang tak tergantikan: kehadiran Francesco Totti.
Posisi menyerang musim panas ini mungkin telah meningkatkan kompetisi untuk mendapatkan tempat, tapi Totti masih akan memiliki bagian penting untuk bermain dalam pasukan Garcia, saat ia berusaha untuk mencari rekor terakhirnya, gol ke- 300 di semua kompetisi untuk klub.
Memasuki tahun ke-23 di Roma, sang penyerang adalah pencetak gol tertinggi kedua sepanjang masa dalam sejarah Serie A setelah mantan pemain Juventus, Silvio Piola.

STADION
Setelah 62 tahun menetap di Stadio OIimpico, bersama dengan rival sekota, Lazio, musim ini adalah tahun terakhir Roma bermarkas di stadion bersejarah tersebut, dengan pindah ke stadion baru berkapasitas 55.000 yang sedang dibangun yaitu Stadio della Roma yang dijadwalkan akan dibukan untuk awal musim 2016/17.

Kandang mereka saat ini akan kedatangan Juventus untuk ke- 82 kalinya pada hari Minggu, dan Bianconeri akan berusahan untuk mencatat kemenangan ke-26 melawan Roma di ibukota sepanjang sejarah pertandingan mereka di sana.
Dalam hal sejarah dan lebih jauh lagi, pendukung Juventus akan memiliki kenangan indah dari stadion akhir pekan ini, dimana mereka menyaksikan keberhasilan merengkuh gelar Coppa Italia hanya beberapa bulan yang lalu serta kemenangan adu penalti yang tak terlupakan atas Ajax untuk memenangkan gelar kedua klub di Liga Champions pada tahun 1996 .
Laga kandang pertama untuk musim 2015/16
Pertemuan akhir pekan ini akan menjadi yang pertama bagi Roma bermain di depan pendukung mereka musim ini, setelah memulai musim 2015/16 mereka dengan hasil imbang 1-1 atas Hellas Verona.
Tertinggal lebih dulu dari gol Bosko Jankovic, Giallorossi cepat merespon lima menit kemudian berkat tendangan jarak jauh Alessandro Florenzi.
PEMAIN BARU
Meskipun pasukan Garcia tidak bisa menghasilkan gol kemenangan di pertandingan terakhir, kedatangan pemain dari Premier League yaitu sang bomber Edin Dzeko dari Manchester City dan pemain sayap Mesir Mohamed Salah, yang mengesankan sebagai pemain pinjaman di Fiorentina musim lalu, membuat manajer asal Prancis itu memiliki banyak pilihan di lini serang mereka.


Masih sama seperti musim lalu, Garcia masih mengandalkan lini tengah yang ditempati oleh Miralem Pjanic, Radja Nainggolan dan Daniele De Rossi untuk melayani para penyerangnya yang banyak berubah dengan kehadiran banyak amunisi baru sambil memastikan runner up musim lalu tersebut mempertahankan gaya permainan milik mereka.
Di lini belakang, bek internasional Prancis Lucas Digne, yang didatangkan dari Paris Saint-Germain dan kiper Polandia Wojciech Szczesny, pinjaman dari Arsenal, bergabung dengan barisan belakang yang hanya kebobolan 31 gol pada musim lalu, terendah kedua di belakang Juventus (24).
Mempertahankan soliditas pertahanan ini sementara juga akan memperbaiki ketajaman mereka musim lalu dari 58 gol, terendah di posisi enam besar, akan menjadi agenda bagi Roma jika mereka ingin tetap terlibat dalam perburuan Scudetto pada Mei mendatang.