18 Maret 2017
PERFORMA MELESAT
Juventus kembali datang ke arena yang menjadi salah satu saksi bisu empat kekalahan mereka musim ini ketika mereka bertandang ke Genoa untuk menghadapi Sampdoria pada Minggu malam (19/3).
Kekalahan 3-1 itu di Marassi pada 27 November lalu menandai salah satu poin terendah dalam musim yang sebaliknya luar biasa sejauh ini namun setelah kemenangan tipis 2-1 atas Milan akhir pekan lalu dan dipertemukan dengan Barcelona di perempat final Liga Champions, pemuncak klasemen Serie A saat ini akan bertolak ke daerah pinggir laut Genoa dengan semangat yang tinggi kali ini.

Mencoba mencegah Juve meraih kemenangan ke-24 di Serie A akan menjadi misi penting Il Samp, bermodal segar rentetan hasil-hasil laga yang baik bagi mereka sendiri. Gol penentu Luis Muriel di menit ke-71 dalam Derby della Laterna di laga sebelum ini mengukuhkan kemenangan kelima dalam tujuh laga bagi Sampdoria, yang telah meraih poin lebih banyak musim ini (41) setelah 29 pertandingan daripada yang mereka lakukan di keseluruhan perjalanan musim lalu (40 poin).
Kebangkitan Blucerchiati tidak akan datang di masa yang lebih baik; sebelum mengalahkan Roma 3-2 pada 29 Januari, mereka Cuma meraih dua poin dari enam laga mereka sebelumnya. Enam pekan sejak itu sang tuan rumah pada laga Minggu malam ini bergabung bersama Juventus dan Lazio sebagai salah satu dari tiga tim yang tak terkalahkan di Serie A dalam lima pertandingan terakhir.
Pusat dari kebangkitan mereka adalah semakin meningkatnya secara radikal efisiensi di depan gawang lawan, khususnya di kandang sendiri dimana anak-anak asuh Marco Giampaolo telah mencetak 10 gol dalam empat pertandingan, mencetak tiga gol atau lebih dalam tiga di antaranya.

Di lain pihak apa yang harus dikatakan soal pertahanan Juventus? Sederhana saja, tak ada tim yang kebobolan lebih sedikit gol (19) atau menghadapi jumlah tembakan lebih sedikit (243) daripada Bianconeri sejauh ini di musim ini. Sementara Sampdoria duduk di puncak dari daftar tim yang memperoleh poin di laga yang ketika itu kalah dalam penguasaan bola (15), jangan berharap Juve membiarkan kesalahan kecil terjadi pada Minggu malam nanti, sekali unggul lebih dulu dalam satu pertandingan Sang Nyonya Tua tak bisa menang dalam hanya satu pertandingan, yakni saat melawan Inter pada 18 September lalu.
Dengan 25 poin dari kemungkinan 27, Juventus tetap menjadi tim yang terbaik di Serie A dan sedang berada dalam jalur yang benar untuk mengangkat trofi gelar Scudetto keenam kalinya secara beruntun.
LAGA-LAGA SEBELUMNYA
Trofi keempat dari rentetan gelar juara yang bersejarah itu ternyata dipastikan dengan kemenangan atas Sampdoria pada bulan Mei 2015 berkat gol Arturo Vidal di babak pertama. Bianconeri kembali pulang dengan gembira dari Liguria sebanyak 21 kali pada masa lalu, imbang 18 dan kalah 19 kali dari 37 perjalanan tandang tersisa ke stadion yang atmosferik dan terkenal angker, Luigi Ferraris.
Meskipun pasukan Massimiliano Allegri tak dapat memilih waktu yang lebih buruk untuk menghadapi Sampdoria – langsung sebelum masa jeda internasional dan langsung setelah sebuah kemenangan Sampdoria yang meriah di laga derby – mereka dapat bermain nyaman karena nyatanya lawan pada Minggu malam itu hanya mendapat satu poin dalam tujuh pertemuan terakhir; yakni hasil imbang 1-1 di Juventus Stadium pada Desember 2014.
Mengingat bahwa sembilan gol Juve merobek jala gawang Sampdoria dalam dua kali pertemuan pada musim lalu dan pada akhir Oktober musim ini (skor 4-1) dan bahwa tim tuan rumah sedang dalam performa yang baik, kita dapat mengharapkan setidaknya beberapa gol tercipta di salah satu ujung lapangan saja pada Minggu malam ini.

Gol-gol dari Sami Khedira dan Paul Pogba membungkus pertandingan ini pada musim lalu.
SIAPA YANG HARUS DIAWASI DI MARASSI
Siapa lagi yang mengawali bahasan ini selain Paulo Dybala?
Lima dari tujuh gol Juve terakhir di Serie A telah baik dicetak (tiga) maupun diumpan (dua) oleh sang pemuda Argentina yang akan berusaha menemukan kembali sentuhan mencetak skornya jauh dari Juventus Stadium: hanya satu dari gol-golnya di liga sejauh ini terjadi di kandang lawan.

Sementara itu sesama pemain Amerika Selatan, Luis Muriel, perlu satu gol lagi untuk menyamai rekor pribadinya sendiri dalam hal jumlah gol terbanyak dalam semusim yakni 11 gol, tercipta pada saat bermain untuk Udinese pada musim 2012/13. Snag pria Kolombia terlibat dalam 15 dari keseluruhan gol timnya pada musim ini.
Yang membantunya untuk mendukung naluri mencetak skornya adalah penyerang asal Ceko, Patrick Schick. Bergabung pada musim panas lalu dari Sparta Prague, penyerang muda ini telah menikmati musim dimana ia membuat terobosan di Italia sejauh ini, menyarangkan tujuh gol bagi klub barunya enam di anataranya tercipta saat ia masuk sebagai pemain pengganti, rekor terbaik Serie A musim ini.

Kembali ke tim hitam-putih, Gianluigi Buffon tinggal 65 menit lagi menyalip Giampiero Boniperti dalam hal jumlah menit terlama bermain untuk klub, sang kapten saat ini berada pada jumlah 39.616 menit.