19 Januari 2016
Kata-kata itu, disadur dari edisi April 2005 majalah Hurra Juventus, menjelaskan segala yang anda perlu ketahui mengenai Claudio Marchisio yang masih berusia 19 tahun, yang baru saja membawa kolega-koleganya di tim muda meraih gelar Piala Viareggio.

Kurang lebih setahun kemudian, sekitar pukul 10.10 pada 19 Agustus 2006, Marchisio masuk sebagai pemain pengganti di Stadion San Nicola markas Bari untuk tampil pertama kali bagi klub yang menjadi tempat bermain impiannya sebagai seorang anak kecil.
Para penggemar Juventus harus menunggu beberapa bulan lagi demi menyaksikan pahlawan putra daerah mereka tampil sejak awal laga di sebuah pertandingan untuk pertama kalinya, berbaris bersama tokoh-tokoh seperti Pavel nedved, David Trezeguet dan Alessandro Del Piero saat Juve menang 2-0 atas Brescia. Nyatanya, pemuda 20 tahun itu menjadi pemain pertama yang memeluk Del Piero menyusul golnya.
Alessandro akhirnya berbalik menjadi penyalur bola, memberikan assist buat Marchisio untuk menembakkan bola ke gawang Fiorentina sebagai gol perdananya untuk Bianconeri pada 24 Januari 2009, langkah terakhir dalam terwujudnya impian-impian pemain kelahiran Turin itu.
Kesempatan untuk mengenakan ban kapten pun menyusul dan nasib menentukan momen buat il Principino itu datang di kancah Eropa (sebuah tempat, dalam perkataanya, “yang menjadi milik Juventus”) saat Juve kalah 3-1 dari Fulham di ajang Europa League sebelum kemudian menyerahkan jabatan kapten kepada Trezeguet di menit ke-62, seorang legenda menggantikan seorang yang bakal jadi legenda.
Dari titik ini, tiada lagi menengok ke belakang sebab catatan sejarah sang gelandang bersama Juve mengisi lembaran-lembarannya dengan banyak kenangan tak terlupakan, penampilan ke-100 diraih dengan sebuah gol ke gawang Udinese, gol itu ke gawang Inter di 2009, dua gol cantik atas Milan dan Torino dan satu tempat dalam ‘klub 300’ (daftar pemain-pemain yang telah tampil 300 kali atau lebih bersama Juventus) di J-Museum yang diisi oleh hanya sedikit nama.
Claudio juga mengisi sekumpulan piala dalam lemari trofi, saat ini terhitung empat gelar liga, tiga Piala Super Italia dan satu Piala Italia. Pria itu mengatakan masih ada ruang untuk lebih banyak lagi trofi: “Setiap klub harus memutuskan kompetisi mana yang lebih didahulukan dan kemudian menyiapkan target-targetnya untuk musim baru. Bagi saya, tak ada kompromi, saya memainkan setiap pertandingan untuk menang.”
Jadi, menuju dekade keempatnya sebagai seorang Bianconero, dengan penuh rasa bangga seluruh keluarga besar Juventus Football Club mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-30 kepada Claudio dan kami mengucapkan rasa terima kasih kami atas banyak kenangan indah yang kita bagi bersama serta impian yang masih belum tercipta.