08 Januari 2016
1) TIDAK PERNAH ADA YANG SEDERHANA DI SAMPDORIA
Tidak ada yang dapat membangun kepercayaan diri anda selain kemenangan liga delapan kali berturu-turut namun Juve akan perlu berada di kondisi terbaik untuk membuat tifosi Sampdoria menjadi hening pada Minggu malam.
Meskipun hal yang klise seperti itu keluar sebelum mayoritas laga-laga penting musim ini, beberapa arena dapat memberikan dorongan atmosfer yang mematikan seperti pada Stadio Luigi Ferraris yang kompak dan bersejarah, kerumunan pendukung tuan rumah yang baru-baru saja dapat ditaklukkan oleh Bianconeri.
Meskipun tuan rumah pekan ini memiliki rekor lebih baik dari pada sebagian besar laga kandang melawan juara bertahan, menang 21 dan kalah 25 kali dari 65 pertemuan sebelumnya di Genoa, Blucerchiati hanya menang dua kali dalam 13 pertemuan melawan Bianconeri di Marassi yaitu pada Mei 2013 (3-2) dan Desember 1995 (2-0).

Statistik bagaimanapun juga dapat mengatakan apa saja yang ingin anda lihat. Di sisi lain, seelum memenangkan tiga dari empat pertemuan dengan Samp, sang Nyonya Tua hanya merasakan kemenangan sekali dalam 10 laga antara 2008 dan 2013, sebuah catatan laga yang termasuk di dalamnya adalah dua hasil imbang 3-3 dan kekalahan langka 2-1 di Juventus Stadium pada Januari 2013.
2) TUAN MONTELLA
Ketika mantan klub anda yang memiliki prospek dan terbang menuju Roma untuk menemui anda sampai menunggu di luar pintu anda untuk mencoba dan meyakinkan anda untuk bergabung dengan timnya, akan menjadi sebuah hal yang sulit untuk mengatakan tidak, terutama jika anda sempat menjadi penyerang legendaris dari klub tersebut.


Berdiri beberapa meter di sebelahnya di pinggir lapangan pada hari Minggu adalah Massimiliano Allegri, pria yang dikuntitnya satu tempat di belakang dalam klasemen poin per laga (Allegri saat ini berada di posisi keempat dengan rata-rata 1.82 poin dari 260 laga Serie A dan Montella di posisi kelima dengan 1.63 poin dari 171 laga).
Dan tidak mengejutkan bahwa dua pelatih kelas atas ini cukup sulit untuk dipisahkan, sama-sama meraih dua kemenangan di delapan pertemuan mereka sebelumnya.
3) SCUDETTO DARI TEPI LAUT
Ada sedikit hal unik di sekitar 40 tahun terakhir telah menunjukkan Juventus berhasil memastikan dua gelar Scudetto, nomor 17 dan 33, di kandang Sampdoria pada tahun 1977 dan 2015.
Usaha di babak pertama Arturo Vidal yang kemudian memastikan trofi kembali ke Turin pada musim lalu merupakan penyelesaian rapi yang membutuhkan pergerakan cerdik dan tanpa tekanan untuk mencetak gol bagi Juve namun baik demi pentingnya maupun kualitas gol, itu hampir sama signifikannya dengan tendangan menggunakan tumit dari Roberto Bettega 38 tahun sebelumnya.

Sementara perhitungan urut-urutan gelar seperti di atas belum bisa diterapkan di laga berikut ini, kesuksesan lainnya dari tepi laut pada hari Minggu dapat membuat Bianconeri melewati Fiorentina dan Inter ke puncak klasemen untuk pertama kalinya musim ini. Hanya sekedar mengucapkan.
4) EDER ATAU DYBALA?


Setelah jarang dimainkan di Empoli dan beberapa kali dipinjamkan ke Brescia dan Cesena sebelum tiba di Sampdoria pada 2012, pemain Italia naturalisasi ini sekarang sedang menikmati musim yang berhasil dalam karirnya.
Dalam tim yang sampai saat ini beberapa kali hampir memasuki zona degradasi, sang penyerang telah mencetak 11 gol (satu gol lebih sedikit dari rekor 12 golnya dalam satu musim), membuatnya meraih satu tempat dalam skuat Italia Antonio Conte di kejuaraan Eropa mendatang, sebuah prestasi yang tampaknya hampir sulit diraih lebih dari semusim yang lalu.
Akan tetapi, sesama rekan Amerika Selatan-nya Paulo Dybala telah menyamainya dalam tiap langkah dan akan memasuki laga hari Minggu ini dalam performa yang lebih tinggi, menambahkan pundi-pundi golnya menjadi sembilan usai gol indah melalui tendangan bebasnya melawan Verona pada hari Rabu.

Golnya itu merupakan gol ketujuh di tujuh laga dimana pemain Argentina itu mencetak gol maupun memberikan assist. Eder di sisi lain, baru mencetak gol dua kali sejak awal November.
Kita tahu siapa yang akan kita pilih...
5) BAGAIMANA SAMP AKAN MENURUNKAN FORMASINYA?

6) RUMAH ADALAH TEMPAT TERBAIK
Dibangun tahun 1911, dengan strukturnya yang persegi dan batas yang sempit dari tribun ke lapangan, arena pada hari Minggu tampak seperti bagian dari furnitur Ikea dan diangkut melalui kanal Inggris, sebagai gambaran yang sama persis dengan stadion tradisional Inggris.

Dengan karakteristik yang kondusif untuk memberikan atmosfer riuh dan dukungan fanatik dari pendukung tuan rumah, sudah tidak mengejutkan jika Samp secara tradisional sangat kuat bermain di kandang sendiri.
Dan benar saja, 18 dari 23 poin Serie A yang mereka miliki hadir dari Luigi Ferraris, yang juga menyaksikan terjadinya 29 gol liga dicetak musim ini, sebuah rekor yang dicatatkan bersama Stadio Matusa dari Frosinone.
7) BELUM BERAKHIR SEBELUM NYONYA TUA BERNYANYI
Jika ada satu hal untuk diketahui dari musim 2015/16 Bianconeri sejauh ini, bahwa laga belum berakhir sebelum sang Nyonya Tua bernyanyi: meskipun hasilnya telah diketahui, gol Simone Zaza di menit akhir pada Rabu kemarin merupakan gol kesembilan Juve yang dicetak di 15 menit terakhir laga pada musim ini.

Sampdoria juga memiliki drama sendiri tentang gol di periode akhir, mencetak tujuh gol di antara menit 75 dan 90. Bersama-sama, kedua tim telah mengumpulkan total 34 gol babak kedua di antara mereka. Jangan tinggalkan tempat duduk anda sebelum peluit akhir berbunyi.
8) BERBAGI ARTINYA PEDULI
Sementara pemain yang sudah disebutkan di atas, Eder, telah menjadi pemain paling bersinar di musim Sampdoria dengan awal yang kurang baik tahun ini, pemain berusia 29 tahun tersebut adalah satu dari hanya enam pemain (Roberto Soriano, Eder, Luis Muriel, Ervin Zukanovic, Fernando dan David Ivan) yang berada di papan skor bagi tim asuhan Vincenzo Montella musim ini, rataan terendah ketiga di divisi.

Sementara itu, 11 pemain berbeda dari Bianconeri telah mencetak gol-gol sejak Agustus, selisih dua orang di belakang Roma (13).
9) SEGERA MENEMBAK ATAU MENUNGGU HINGGA SAAT YANG TEPAT
Mungkin satu alasan dari ketakutan umum Blucerchiati di depan gawang adalah kesabaran dan keinginan untuk menunggu momen yang tepat mengenai kapan akan menembak.
Sementara total 197 usaha mereka di depan gawang merupakan yang terendah di liga, proporsi mereka terhadap tembakan mengarah gawang (48%) dan hasil gol (13%) berada di antara yang tertinggi.

Berkebalikan dengan presisi tembakan Samp, Juve mencatatkan jumlah tembakan tertinggi kedua (293) di belakang Napoli (304) namun dengan rasio akurasi terlemah ketujuh (39%).
10) TERTINGGAL DAN KALAH
Untuk sebuah tim yang mencetak mayoritas gol mereka di fase penutup laga, anda akan terkejut mendengar bahwa Sampdoria gagal menang di 10 kesempatan dimana mereka tertinggal musim ini, mencatatkan tiga hasil imbang dan tujuh kekalahan.
Juve di sebaliknya, meraih hampir separuh kemenangan liga mereka sejauh ini dari posisi tertinggal lebih dulu (empat), dengan total 13 poin. Gol pertama di hari Minggu akan menjadi krusial.