06 Juli 2015
Andrea Pirlo mengakhiri empat tahun gemilangnya di Juventus setelah secara resmi menyelesaikan proses kepindahannya ke tim MLS, New York City.
Sang bintang lapangan tengah merepresentasikan permulaan dan, hingga kini, perkembangan dari sebuah siklus yang membawa Bianconeri kembali ke papan atas sepakbola Italia dan Eropa. Operan cermatnya, assist jitunya, gol-gol spektakulernya dan tendangan bebas indahnya telah menjadi instrumen dalam kebangkitan berkelanjutan klub ini.
Pirlo tiba di Turin pada musim panas 2011. Itu adalah saat menggembirakan bagi klub, bersamaan dengan pembukaan secara resmi Juventus Stadium pada 8 September tahun itu. Dan di laga pertama liga di gelanggang baru itu, Pirlo-lah yang menginspirasi kemenangan: pada 11 September, hanya tiga hari setelah upacara pembukaan stadion. Cuma perlu waktu 16 menit bagi pemain Italia itu untuk menyumbangkan assist cermat nan cantik bagi Stephan Lichtsteiner untuk mencetak gol ke gawang Parma – sebuah sinyal yang jelas menghantar kepada kejayaan-kejayaan yang akan datang.

Para suporter Bianconeri mungkin harus menunggu hingga Februari 2012 untuk menyaksikan gol perdana Pirlo dalam balutan seragam hitam-putih Juventus, namun hal itu rupanya lebih dari sekedar bermakna. Dihadiahi sebuah tendangan bebas di pinggir kotak penalti Catania, Andrea maju mengambil tendangan itu dan – secara cukup meyakinan – menggetarkan jala gawang dan stadion pun berjingkrak-jingkrak. Itulah gol perdana dari 19 golnya yang ia cetak bagi Juventus, masing-masing tercipta dengan cantik, masing-masing gol itu menjadi perhiasan di mahkota Juve-nya.
Pirlo memang dianugerahi kemampuannya dalam mengeksekusi bola-bola mati dan semakin meningkatkan reputasinya itu ketika ia mencetak gol melalui lima di antara seluruh tendangan bebasnya di musim 2013/14. Memang benar, kapanpun Sang Nyonya Tua mendapat tendangan bebas di posisi favorit pria Italia itu – yakni di tengah, beberapa meter di luar kotak penalti tapi tidak terlalu jauh dari gawang – seisi stadion tahu apa yang akan terjadi kemudian. Apakah itu tembakan melengkung, tembakan rendah di bawah pagar betis, sepakan keras, hasilnya seringkali serupa.
Meski lebih bertindak sebagai arsitek permainan, seorang pencipta peluang bagi rekan-rekan setimnya, Pirlo tak pernah menyia-nyiakan satu kesempatan untuk melepas tembakan. Seringkali ia mencetak gol-gol penting, gol-gol penentu kemenangan.
Pada bulan Maret 2014, Pirlo mencetak dua gol cantik dari tendangan bebas dalam selang lima hari yang memperkokoh posisinya sebagai legenda Bianconeri. Pada 16 Maret, tendangan bebasnya di menit ke-89 melawan genoa di Stadio Luigi Ferraris memenangkan Juve 1-0 dan menghantarkannya pada jalur yang benar demi gelar Scudetto musim itu yang menorehkan rekor. Kemudian, pada 20 Maret, Pirlo kembali mencetak gol di penghujung laga melalui tendangan bebas untuk membawa timnya ke babak perempat final Europa League di markas Fiorentina.
Nyatanya tidak banyak yang membuat Pirlo melambung (jangan sampai kita lupakan hebohnya #PirloIsNotImpressed). Ia tetap berkepala dingin pada penghujung laga seru derby Turin di Juventus Stadium pada November 2014. Saat laga tersisa tepatnya enam detik lagi, Pirlo muncul tanpa terdeteksi di posisi tepat untuk melepas tembakan, menerima bola dari Arturo Vidal dan akhirnya melesatkan tendangan tak terhentikan ke arah pojok bawah gawang dan gol itu pun masuk dalam catatan sejarah Derby della Mole.
Namun di samping semua itu, di samping 164 penampilannya, 19 gol (15 diantaranya dari tendangan bebas), 35 assist dan tujuh trofi, Pirlo adalah seorang pemain – seorang pria – yang tak dapat digambarkan dengan sekedar statistik.
Pirlo adalah figur kharismatik yang rendah hati, memiliki peran penting di lini tengah, pemain yang membuat lini pertahanan lawan tak berkutik. Ia adalah figur yang tak disangka-sangka membuka pola permainan, dengan umpan mematikan yang membuat sebuah tim jatuh berlutut.
Sebuah kehormatan dan sebuah kebanggaan berbagi empat musim fantastis ini bersama Andrea dan seluruh keluarga besar Juventus Football Club mendoakan yang terbaik baginya di masa depan.
Terima kasih untuk segalanya, Maestro, dan semoga sukses.