18 Januari 2016
Jika ada satu hal yang menjadi karakter Juventus sejauh musim ini, itu adalah tidak pernah lepas dari kejutan-kejutan. Dan oleh sebab itu, Bianconeri yang mencetak gol empat kali di 27 menit babak pertama di Dacia Arena Friuli merupakan bukti bahwa dalam performa terkini mereka, pasukan Massimiliano Allegri memiliki kemampuan dalam hal apapun.
Dalam 45 menit pertama yang menggila di timur laut Italia, sang juara bertahan berada di performa yang paling kejam dan klinis, empat gol mereka, melalui Paulo Dybala (dua), Sami Khedira dan Alex Sandro, datang dari hanya enam tendangan mengarah target.
Sebelum ledakan kemarin, Bianconeri belum lagi mencetak gol lebih dari tiga kali sebelum jeda sejak membantai Parma 7-0 pada November 2014, dan empat gol sejak 2012 melawan Pescara.
Sedangkan untuk statistik kunci hari ini, kemenangan kesepuluh beruntun Nyonya Tua di liga, yang keenam di kandang lawan, menyamai catatan Antonio Conte pada 2014 yang kebetulan berakhir di kemenangan Serie A ke-12 beberapa pekan kemudian.
Setelah pembukaan yang cukup memutar-mutar dilakukan oleh tim tuan rumah, adalah tim tamu yang akhirnya mampu mengambil kontrol dari laga dengan seluruh data dari laga kemarin malam lebih berpihak kepada mereka (seperti yang ditunjukkan oleh data di bawah ini).
Tentu saja, pria yang membuka kebuntuan dari laga tersebut adalah Dybala yang mana dua gol ia cetak dari situasi bola mati menjadi gol ke-10 dan 11 sang pemain Argentina itu di musim ini.
Dan pentingnya Paulo terhadap tim sejauh ini sejak ia tiba dari Palermo musim panas lalu telah meluas dari penyelesaian akhir secara pribadi dan di area penalti.


Faktanya, tambahan sebagai penyedia gol Khedira dan Alex Sandro di Friuli meembuat penyerang Argentina ini bergabung dengan Fabio Quagliarella (vs. Pescara ), Carlos Tevez (vs. Sassuolo) dan Alessandro Del Piero (vs. Atalanta) dalam memberikan kontribusi atas empat gol Bianconeri dalam satu laga, menjadi pemain pertama yang meraih prestasi tersebut di Serie A musim ini.
Namun untuk mengisahkan usaha Dybala di lini depan hanya akan memberikan separuh cerita.
Memberikan usaha keras dan kontribusi defensif untuk membuat La Joya bersinar adalah rekan penyerangnya Mario Mandzukic, dimana kesempurnaannya di udara, memenangkan 100% duel udara, dan tiga peluang yang ia ciptakan menjadi bukti dari kerja sempurna sang penyerang pada malam tersebut.

Pada akhirnya, adalah tipu muslihat dan pergerakan cerdas dari pemain Kroasia tersebut yang membuat timnya memperoleh penalti – serta diusirnya pemain Udinese Danilo – sebuah insiden yang akan membuat permainan sepenuhnya menjadi di luar jangkauan tuan rumah.
Terdapat juga penampilan yang sama memuaskannya dari sesama rekan Mario yang pernah menjadi bintang di Bundesliga, Khedira, yang sundulan jarak dekatnya membuat sang pemain Jerman menambah jumlah golnya menjadi tiga di 10 penampilan.
Sejauh angka menjadi hal yang penting, kemarin tampaknya menjadi performa terbaik Sami dalam seragam Juventus: disamping golnya, gelandang ini menciptakan dua tembakan akurat, melepaskan jumlah 44 operan di wilayah Udinese dan akurasi 93.2% selain sukses menyelesaikan seluruh dribelnya ke arah gawang.
Mungkin aspek paling memuaskan bagi penggemar Juve yang muncul pada kesuksesan hari Minggu adalah gol keempat dari tim mereka, yang dicetak dengan luar biasa oleh Alex Sandro, gol pertamanya di Italia sejak bergabung dari Porto musim panas lalu.
Seperti yang ditunjukkan oleh grafik di bawah ini, kedekatan jarak dari pemain Brazil (12) ke Kwadwo Asamoah (22) sepanjang laga secara konstan memberikan keunggulan angka di sisi sayap kiri mereka, dan adalah pergerakan lihai dari sang pemain Ghana yang membuka ruang bagi koleganya untuk menusuk dan melepaskan tembakan ke sudut jau Orestis Karnezis.

Alex Sandro mengakhiri laga dengan tiga umpan silang, sama banyaknya dengan jumlah intersepsi yang dilakukannya dan dua tekel yang dicatatkannya, sekali lagi mendemonstrasikan bahwa sang bek sayap sama kuatnya saat bermain mundur ke belakang ataupun maju menyerang.
Meskipun menikmati salah satu malam yang mudah di sepanjang karirnya, selain melakukan penyelamatan dari tendangan bebas Francesco Lodi, sangat layak jika pujian terakhir ditujukan kepada Gianluigi Buffon.