12 Agustus 2015
Pada Hari Pemuda Internasional, kata-kata Nelson Mandela bergaung lebih keras di dunia olahraga. Dengan pengaruh dan kekuatan sepakbola di seluruh dunia, sudah menjadi tanggungjawab para pelaku olahraga ini untuk mendukung pembangunan di negara-negara yang paling memerlukan bantuan mereka.
Tanggungjawab ini dan hasrat untuk merubah kehidupan para pemuda malang yang membawa **Juventus ke Mali dan Republik Afrika Tengah** di bulan Juni tahun ini dan memotivasi seluruh pihak di dalam negeri untuk berbuat hal serupa.
“PLAYING FOR THE GREATER CAUSE”
Bermitra dengan UNESCO delegasi Juventus yang dipimpin oleh David Trezeguet menyaksikan secara langsung program-program amal berlangsung di kedua negara tersebut dalam rangka memberikan anak-anak pendidikan dasar dan perangkat-perangkat yang bermanfaat untuk membangun masa depan mereka sendiri.
Presiden Juventus Legends, Trezeguet, dan Asisten Direktur Jenderal Hubungan Luar dan Informasi Publik UNESCO, Eric Falt, memiliki kesempatan berbincang dengan para mantan tentara anak-anak yang kini kembali bersekolah di Sekolah Seni dan Perdangan Bangui dan Pusat TEMEDT Bamako.
Di sana mereka melihat betapa pentingnya peran olahraga dalam membantu mengembalikan keterpaduan dan solidaritas sosial pada tempatnya di sebuah negara dimana 75 persen populasinya berumur di bawah 25 tahun dan ribuan anak-anak dipaksa terlibat dalam perang dan konflik.

Di bawah tulisan: “playing for a greater cause” (bermain untuk tujuan yang lebih besar), Juventus Stadium akan menggelar edisi kedua Piala UNESCO pada 8 September nanti. Seluruh hasil laga amal istimewa antara legenda-legenda Juventus dan Boca Juniors ini akan disampaikan ke Mali dan Republik Afrika Tengah.
Dukungan Juventus di kedua negara tersebut ditujukan untuk memastikan para pemuda di sana menerima pendidikan dan menggapai masa depan yang bahagia dan damai, harapan yang dengan mudah dicapai di tempat lain di dunia ini.
“KICK OUT RACISM” DAN “PLAY WITH ME”
Di Italia, Juventus berkomitmen menyingkirkan diskriminasi rasial dan memperomosikan integrasi sosial melalui program “Un Calcio al Razzismo” (“Kick Out Rasicm” / “Singkirkan Rasisme” ).
Ini adalah tahun ketujuh klub, berkolaborasi dengan Pusat UNESCO di Turin, mensponsori proyek-proyek anti rasisme yang diselenggarakan asosiasi-asosiasi non-laba, sekolah-sekolah swasta dan para pemuda 18 hingga 25 tahun di Piedmont.
Biaya tahun ini dikeluarkan untuk mendanai pembukaan pusat pendidikan yang akan menggelar kegiatan-kegiatan kebudayaan yang mempromosikan keragaman melalui seni, olahraga dan pemberian nutrisi, hal ini dapat memperkuat integrasi minoritas-minoritas etnik ke dalam masyarakat lokal.

Juventus melihat pendidikan sebagai jalan terbaik demi menolak diskriminasi sosial, tak hanya dimaksudkan untuk memberi mata pencaharian bagi keluarga-keluarga yang kurang beruntung agar mereka memiliki sarana meningkatkan hidupnya menjadi lebih baik, tetapi juga semacam pendidikan yang secara alamiah diasimilasikan dengan rasa saling mengakui keberadaan orang lain yang berbeda latar belakang.
Inilah ide di balik program “Gioca con me” (“Play with Me” / “Bermain bersamaku” ) bekerjasama dengan Pusat UNESCO di Turin dan sekolah-sekolah negeri lokal untuk menjadikan sekolah-sekolah sepakbola terjangkau bagi setiap orang.

Kegiatan ini didukung dengan mengundang anak-anak di sekolah-sekolah sepakbola Juventus yang memiliki catatan belajar baik yang karena alasan ekonomi dan sosial tidak mampu membayar biaya sekolah secara biasa.
Berkat pergerakan ini, para pemuda dari berbagai latar belakang berbeda memiliki kesempatan untuk bermain dan berpartisipasi dalam seluruh aktivitas yang bersifat rekreasi ini, membangun rasa kebersamaan dan saling memiliki di antara generasi masa depan dalam keluarga besar Bianconeri kita.